Viral! Seorang Ibu Buat Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi, Curhat Anaknya Jadi Korban Pemerkosaan

Seorang ibu bernama Liu menulis surat terbuka yang ditujukan ke Presiden Jokowi karena anaknya telah menjadi korban pemerkosaan oleh oknum anggota DPRD Singkawang.

Viral! Seorang Ibu Buat Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi, Curhat Anaknya Jadi Korban Pemerkosaan
Viral! Seorang Ibu Buat Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi, Curhat Anaknya Jadi Korban Pemerkosaan . Gambar : Kolase Tangkapan Layar X/@Heraloebss

BaperaNews - Liu, Ibu korban dugaan kekerasan seksual yang dilakukan HA, anggota DPRD Singkawang, Kalimantan Barat menulis surat terbuka yang ditujukan ke Presiden Jokowi. 

Surat tersebut diunggah di media sosial Facebook Andreas Acui Simanjaya pada Kamis, (19/9).

Dalam suratnya, Liu menceritakan penderitaan yang dialami keluarganya setelah anaknya, yang berusia 13 tahun, menjadi korban kekerasan seksual HA. 

Liu mengatakan, pelaku yang merupakan tokoh masyarakat sekaligus politikus, telah merusak masa depan dan martabat anaknya, yang berimbas pada kehancuran kehidupan keluarganya.

Liu menjelaskan bahwa sebelum kejadian ini, ia sudah berjuang keras untuk menghidupi empat anaknya setelah suaminya meninggal dunia. Keterbatasan ekonomi memaksa Liu bekerja sebagai penjual sayur keliling dan kue untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Mereka sering berpindah tempat tinggal karena tidak memiliki rumah sendiri, dan Liu tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya karena kondisi finansial yang sulit. Kehidupan yang sudah sulit menjadi semakin berat setelah kasus pencabulan ini terungkap.

Liu juga menceritakan bahwa setelah melaporkan kasus pencabulan di Singkawang tersebut, ia dan keluarganya mulai menerima ancaman dan intimidasi. Ia ditindas oleh pihak-pihak yang mencoba menutup-nutupi kasus ini dan menghentikan upayanya untuk mendapatkan keadilan. 

Di bagian akhir suratnya, Liu memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk memberikan keadilan dan perlindungan bagi keluarganya. Ia berharap agar pemerintah dapat turun tangan dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan seksual yang telah merusak masa depan anaknya. 

Liu juga mengungkapkan bahwa surat tersebut dibuat dengan bantuan seorang pengacara yang selama ini mendukung perjuangannya dalam mencari keadilan bagi anaknya. 

Ia berharap surat ini dapat menarik perhatian dan simpati dari Presiden, serta memicu tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang.

Kasus pencabulan Singkawang ini telah menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Publik mempertanyakan lambatnya proses hukum terhadap HA, yang meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka, tetap dilantik sebagai anggota DPRD Singkawang. 

Baca Juga : Viral! Seorang Anak di Bawah Umur Jadi Korban Pencabulan Oleh Oknum Anggota DPRD Singkawang

Isi Surat Ibu Korban Pencabulan di Singkawang

SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 

Kepada 

Yth. Bpk Presiden RI 

Ir H. Jokowidodo

di Jakarta.

Salam sejahtera Bapak Presiden semoga selalu sehat 

Bapak Presiden yang saya hormati, 

Perkenalkan nama saya Liu umur 34 tahun seorang ibu dengan 4 (empat) orang anak, dua diantaranya masih balita. Kami tinggal di wilayah pinggiran kota dengan sebutan "Kota Seribu Klenteng" di Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.

Saya seorang ibu rumah tangga yang terpaksa sambil bekerja dengan cara mengambil upah sebagai penjual sayur keliling dan kadang jual kue dan roti keluar masuk gang serta pemukiman warga. 

Bapak Presiden yang saya muliakan, ijinkan saya menyampaikan permohonan maaf untuk kelancangan saya membuat surat terbuka ini, walau hati saya tidak begitu yakin surat ini akan bisa Bapak baca. Tetapi setidaknya tulisan yang  merupakan curahan hati penuh air mata ini bisa sejenak menghapus luka dan Sakit Batin saya yang teramat dalam, dari Beban yang selama ini menghimpit dada saya. 

Bapak Presiden,

Mungkin saya tidak pantas berkeluh kesah pada Bapak Presiden tentang kehidupan yang kami jalani selama ini. Sebagai warga yang baik kami menerima dengan sabar dan ikhlas apapun keadaan kami selama ini. Karena saya sangat percaya, tidak satupun orang didunia ini memilih hidup dalam kondisi sangat miskin. Tapi sangat berbeda dengan kami.  Kami tidak punya pilihan lain kecuali menerima keadaan hidup dalam kondisi sangat miskin dengan sabar dan terus berjuang melawan takdir memenuhi kebutuhan hidup anak anak sedangkan suami yang menderita penyakit kronis selama bertahun tahun akhirnya meninggal tanpa pengobatan sejak 8 (delapan) bulan lalu.

Kami pun harus tinggal berpindah pindah tempat dan dengan membayar sewa rumah perbulan. Karena kami memang belum mampu punya rumah sendiri walau hanya gubuk. Itu pula yang membuat anak anak tidak bisa mengenyam pendidikan. Karena ketidak kemampuan saya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sudah terlalu berat, menyisihkan sedikit uang utk sewa kost agar anak anak bisa tidur dan istirahat tanpa kena hujan dan panas. 

Bapak Presiden yang saya muliakan,

Begitupun sulitnya perjuangan saya untuk menghidupi anak anak  saya, saya tidak pernah berharap lagi dapat bansos dan jaminan sosial lain yang selama ini jadi program andalan Bapak sejak ada petugas yang mengatakan bahwa  keluarga saya tidak bisa jadi penerima bansos karena kerap berpindah rumah. 

Bagi saya tidak menjadi penerima bansos pun tidak harus mengemis, karena memang kami tidak punya rumah untuk tinggal tetap seperti yang  di persyaratkan. Biarlah kami bayar kos atau sewa kamar yg penting anak anak saya bisa hidup dan makan tanpa harus tidur dijalanan atau di emperan. Walau sejujurnya saya merasa sangat berdosa karena belum mampu memberikan mereka hak untuk mendapatkan pendidikan. Jauh di lubuk hati yang terdalam, saya menitipkan doa dan harapan pada Tuhan agar saya diberi rezeki lebih dan luas agar saya bisa masukkan anak anak ke sekolah seperti teman teman seusianya.

Bpk Presiden yang saya banggakan, 

Harapan baik yang saya tanamkan dalam hati untuk masa depan anak anak  saya ternyata hanya tinggal harapan. Kehidupan kami menjadi sangat kacau sejak saya mengetahui anak saya  LO 13 tahun telah dihancurkan masa depannya oleh seorang tokoh masyarakat sekaligus tokoh politik yang selama ini saya anggap sebagai orang tua tempat kami menyewa kost miliknya. 

Anak saya dirusak, disetubuhi dan dihancurkan martabatnya sebagai manusia. Saya sudah berusaha meminta pertolongan kemana mana,  namun pelaku terlalu kuat dan berkuasa untuk membungkam  orang miskin seperti kami. 

Memilih melaporkan peristiwa pahit yg kami alami, justru berubah menjadi sisi kelam dan situasi paling buruk dalam hidup kami. Kami diteror, diancam dan di intimidasi dan akhirnya saya harus berhenti berjualan dan hidup dari belas kasihan orang setiap harinya dan harus mengungsi sana sini. Kemana lagi lah saya akan membawa kehidupan dan masa depan anak anaj saya, Bapak Presiden...?

Bapak Presiden yang terhormat,

Di penghujung akhir masa jabatan Bapak dengan segala rasa hormat dari hati yang paling dalam, memohon sedikit perhatian Bapak dengan penderitaan kami, tolonglah kami Bapak, tolonglah. Berilah kami perlindungan dan keadilan atas perbuatan keji pelaku. 

Sebagai seorang ibu, saya sudah tak lagi bisa berbuat apa apa. Walau kadang terlintas dalam pikiran untuk mengakhiri hidup, tapi saya tidak akan lakukan karena berharap Tuhan bisa memberi kami kehidupan yg lebih layak dan keadilan yg benar benar adil lewat tangan Bapak Presiden. 

Terimakasih Bapak Presiden, semoga Bapak selalu sehat dan panjang umur.

Hormat saya

Liu

Surat Terbuka ini saya dapatkan dari Seorang Pengacara yang selama ini mendedikasikan kehidupan untuk membela hak anak dan mendapatkan keadilan untuk anak anak teraniaya.

Beliau mengadu pada saya dan mengharapkan saya juga menyuarakan kejadian ini untuk menghadirkan keadilan bagi kita semuanya.

Baca Juga : Caleg DPRD Singkawang yang Diduga Jadi Pelaku Pencabulan Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD