Viral! Bayi Tewas usai Nangis 2 Jam, Diduga gegara Sleep Training
Viral video yang memperlihatkan seorang bayi meninggal dunia setelah diduga menangis selama dua jam.
BaperaNews - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang bayi meninggal dunia setelah diduga menangis selama dua jam.
Peristiwa ini diduga terkait dengan metode sleep training yang diterapkan oleh orang tuanya.
Video tersebut menunjukkan waktu kejadian berdasarkan CCTV sekitar tahun 2020.
Dalam rekaman, bayi itu terlihat menangis lama sebelum akhirnya ditemukan dalam posisi tengkurap tanpa bernapas.
Baca Juga: Bocah Bekasi Tewas dalam Sarung, Ternyata Orang Tua Sering Aniaya Anaknya gegara BAB di Celana
Kejadian ini mengingatkan pada insiden serupa yang terjadi pada tahun yang sama di China.
Saat itu, seorang bayi berusia empat bulan meninggal dunia setelah ibunya mengikuti panduan dari konsultan pengasuhan anak melalui grup WeChat.
Panduan tersebut menyarankan metode sleep training dengan membiarkan bayi tidur tengkurap meskipun menangis.
Menurut laporan Global Times, ibu bayi tersebut tidak melakukan intervensi meski merasa khawatir anaknya akan mati lemas, sesuai arahan konsultan yang menyebut cara ini efektif melatih bayi tidur tengkurap.
Sleep training atau pelatihan tidur adalah metode yang dirancang untuk mengajarkan bayi tidur sendiri tanpa bantuan orang tua.
Menurut Sleep Foundation, metode ini bertujuan membantu bayi tidur nyenyak sepanjang malam, biasanya selama 9-12 jam.
Berbagai metode telah dikembangkan oleh pakar tidur dan dokter anak, namun pelatihan ini memerlukan kesabaran dan konsistensi dari orang tua.
Namun, pakar tidur menekankan bahwa bayi berusia empat bulan umumnya belum siap untuk menjalani sleep training.
Baca Juga: Anak Berkebutuhan Khusus di Jaksel Diduga Cabuli Bocah 5 Tahun di Toilet Masjid
Pada usia ini, ritme sirkadian bayi belum berkembang sepenuhnya sehingga belum memungkinkan mereka untuk tidur sepanjang malam.
Usia yang ideal untuk memulai sleep training adalah sekitar enam hingga sembilan bulan, ketika bayi mulai menunjukkan kemampuan tidur sendiri di malam hari.
Meski sleep training memiliki manfaat, kejadian seperti ini menyoroti risiko yang mungkin muncul jika metode ini tidak dilakukan dengan benar atau diterapkan pada usia bayi yang belum tepat.
Dalam kasus di China, misalnya, bayi ditemukan tidak bernapas sekitar dua jam setelah metode tersebut diterapkan.
Insiden ini mendorong lembaga pengawas Shanghai meluncurkan penyelidikan terhadap perusahaan konsultan pengasuhan anak yang memberikan panduan kepada orang tua bayi tersebut.
Kendati demikian, manfaat sleep training sendiri tidak dapat diabaikan. Bayi yang tidur nyenyak memiliki lebih sedikit masalah perkembangan dan perilaku.
Selain itu, orang tua yang mendapatkan waktu istirahat yang cukup cenderung terhindar dari risiko depresi, stres, dan gangguan kesehatan lainnya.
Namun, penerapan metode ini harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan kesiapan bayi. Konsultasi dengan dokter anak atau pakar tidur sangat dianjurkan sebelum memulai pelatihan ini.