Viral! Anak Yatim Disiksa Setiap Hari oleh Tante Sendiri dan Dimasukkan ke Karung
Video viral menggemparkan jagat maya ketika menampilkan seorang anak yatim disiksa oleh tantenya sendiri. Simak kronologinya di sini!
BaperaNews - Sebuah video viral menggemparkan jagat maya ketika menampilkan seorang anak yatim diduga disiksa oleh tantenya sendiri.
Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang bocah perempuan sedang menangis sambil membawa dua jeriken air di daerah Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Tangisan dan penderitaan sang anak semakin memilukan ketika dia kemudian dimasukkan ke dalam sebuah karung oleh seorang wanita dewasa tanpa seorang pun yang berusaha untuk membantunya. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat, dan polisi telah melakukan tindakan untuk menangani pelaku.
Dari video yang beredar, terlihat dengan jelas betapa penderitaan anak tersebut. Anak perempuan tersebut berusia sekitar 8 tahun, mengenakan pakaian lusuh, dan tanpa alas kaki. Setiap hari, ia diduga sering disiksa oleh tantenya, Marintan Sasmita Situmorang, yang kemudian memasukkannya ke dalam karung.
Video anak yatim disiksa tersebut pertama kali dibagikan oleh akun media sosial @heraloebss, dan segera menjadi viral di seluruh platform.
Kepolisian Sumatera Utara, melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, mengonfirmasi bahwa kejadian ini terjadi di Komplek Perumahan PT Nauli Sawit, Kecamatan Sirandorung, pada Kamis, (14/3). Pelaku, Marintan Sasmita Situmorang (37), telah diamankan oleh pihak kepolisian setelah video penyiksaan tersebut menyebar dan membuat gempar warga sekitar.
Baca Juga: Miris! Ayah di Bogor Siksa Anak, Dipaksa Ngamen hingga Tengah Malam
"Sang ibu korban melihat video anaknya dianiaya oleh pelaku dengan cara dimasukkan ke dalam karung. Video itu telah menyebar di warga Kecamatan Sirandorung. Melihat video itu, orang tua korban membuat laporan ke Polres Tapteng pada Selasa (19/3/2024)," ungkap Kombes Hadi Wahyudi.
Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, diketahui bahwa ibu kandung korban bekerja sebagai asisten rumah tangga di Sibolga, sementara ayahnya telah meninggal dunia. Sejak Januari 2022, korban tinggal bersama tantenya tersebut.
Menanggapi perbuatannya, Marintan Sasmita Situmorang mengaku melakukan penyiksaan karena kesal dengan keterlambatan pulang korban setelah disuruh mengambil air. Namun alasan ini tidak bisa membenarkan tindakan keji yang dilakukan terhadap anak yatim tersebut.