Vietnam Terapkan Aturan Baru per 1 Januari 2025, Laporkan Pelanggaran Lalu Lintas Dapat Hadiah 10 Persen dari Nilai Denda
Pemerintah Vietnam beri insentif hingga 5 juta dong atau setara Rp3,2 juta bagi warga yang laporkan pelanggaran lalu lintas, untuk tingkatkan keselamatan dan kepatuhan di jalan.
BaperaNews - Pemerintah Vietnam telah meluncurkan kebijakan baru yang menarik perhatian publik, yaitu memberikan insentif finansial kepada warga yang melaporkan pelanggar lalu lintas.
Kebijakan ini merupakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan keselamatan berkendara dan menekan angka pelanggaran di jalan raya.
Langkah ini diumumkan untuk mengatasi keterbatasan pengawasan lalu lintas di Vietnam. Kepolisian lalu lintas tidak dapat terus-menerus berjaga di seluruh jalan raya, sementara jumlah kamera pengawas juga masih minim.
Oleh karena itu, pemerintah memanfaatkan partisipasi aktif masyarakat sebagai ‘mata tambahan’ untuk membantu pengawasan.
“Mulai bulan ini, warga negara dan organisasi Vietnam berhak menerima hadiah hingga 5 juta dong jika mereka memberikan bukti pelanggaran lalu lintas,” demikian pernyataan resmi yang dikutip dari Vietnamnet pada Selasa (7/1).
Sejak awal tahun ini, pihak otoritas Vietnam telah menaikkan denda secara signifikan untuk pelanggaran lalu lintas, hingga mencapai tingkat yang hampir tidak terjangkau bagi kebanyakan pengemudi.
Jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan meliputi kebut-kebutan, menerobos lampu merah, melawan arah, mundur tanpa peringatan, dan tindakan lain yang membahayakan keselamatan di jalan.
Dikutip dari South China Morning Post, pada Rabu (8/1), peraturan baru yang diterapkan mengatur bahwa siapa pun yang melaporkan pelanggaran lalu lintas yang terverifikasi di Vietnam berhak menerima hadiah sebesar 10 persen dari total denda, dengan jumlah yang bisa mencapai 5 juta dong atau sekitar Rp3,2 juta. Menariknya, identitas pelapor akan tetap di rahasiakan.
Baca Juga : Ingin Bawa Vape Saat Liburan ke Vietnam? Siap-Siap Didenda hingga Rp1,3 Juta
Untuk melaporkan pelanggaran, warga diminta merekam bukti seperti foto atau video dan mengunggahnya melalui aplikasi VNeTraffic di ponsel mereka.
Program ini diklaim efektif dalam menekan angka pelanggaran lalu lintas. Dengan adanya insentif, masyarakat semakin terdorong untuk aktif melaporkan pelanggaran, sehingga perilaku pengendara diharapkan menjadi lebih tertib.
“Terobosan ini akan membuat jalan lebih teratur dan aman,” kata seorang pejabat pemerintah setempat.
Meskipun demikian, menurut media pemerintah Vietnam, hingga saat ini belum ada warga yang menerima hadiah tersebut.
Dengan pendapatan bulanan rata-rata warganya yang sekitar 7,7 juta dong (Rp4,9 juta), dengan yang diterapkan kini mencapai enam kali lipat dari jumlah sebelumnya.
Denda untuk pelanggaran lampu merah kini mencapai 20 juta dong (Rp12,7 juta) untuk kendaraan roda empat, naik dari sebelumnya yang hanya 6 juta dong (Rp3,8 juta). Selain itu, denda untuk penggunaan ponsel saat mengemudi juga telah dinaikkan dua kali lipat.
Kebijakan aturan tersebut mendapat beberapa respon dari warga Vietnam, salah satu nya pengemudi Grab Bike yang mengaku sering kali melanggar lampu merah di Hanoi
"Saya terkejut dengan besaran denda ini," ujar Nguyen Quoc Phong, seorang pengemudi Grab Bike.
"Kini saya takut. Saya mulai mengikuti peraturan yang lebih ketat," tambahnya.
Seorang polisi di Hanoi menyatakan bahwa ia beberapa kali menyaksikan pengemudi yang menangis setelah dikenakan denda tilang. Berdasarkan data petugas, sekitar 77 juta sepeda motor dan 6,3 juta mobil memenuhi jalan raya di Vietnam.
Pada tahun 2024, kecelakaan lalu lintas rata-rata menyebabkan 30 nyawa melayang setiap hari. Lalu lintas, terutama di kota-kota besar, juga dikenal sangat lambat karena pengemudi yang sering mengabaikan lampu lalu lintas, rambu-rambu, dan peraturan jalan lainnya.
Baca Juga : Vietnam Resmi Turunkan PPN dari 10% ke 8%, Berlaku hingga Juni 2025