Pesawat Ambulans Jatuh di Philadelphia, Meledak Usai Tabrak Rumah
Pesawat ambulans Learjet 55 jatuh di Philadelphia, menyebabkan ledakan besar. Enam orang di pesawat, termasuk pasien, dilaporkan terluka. Penyebabnya sedang diselidiki.

BaperaNews - Sebuah pesawat ambulans jatuh di kawasan timur laut Philadelphia pada Jumat malam (30/1), menyebabkan ledakan besar dan membakar beberapa bangunan serta kendaraan di sekitarnya.
Pesawat jenis Learjet 55 ini membawa enam orang, termasuk seorang pasien anak dan pendampingnya, serta empat kru pesawat.
Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA), pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Northeast Philadelphia sekitar pukul 18.30 waktu setempat dan sedang dalam perjalanan menuju Bandara Springfield-Branson di Missouri sebelum akhirnya jatuh di dekat Roosevelt Mall, area yang padat dengan rumah dan pertokoan.
JetRescue Air Ambulance, perusahaan yang mengoperasikan pesawat tersebut, mengonfirmasi bahwa mereka belum dapat memastikan adanya korban selamat.
"Saat ini, kami belum bisa mengonfirmasi apakah ada yang selamat. Identitas para korban belum akan diumumkan hingga keluarga mereka diberi tahu," demikian pernyataan resmi perusahaan.
Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro, dalam konferensi pers di lokasi kejadian, menyebut peristiwa ini sebagai "bencana penerbangan yang mengerikan." Ia menambahkan bahwa seluruh sumber daya negara bagian telah dikerahkan untuk membantu penanganan darurat.
Sementara itu, Wali Kota Philadelphia, Cherelle Parker, juga belum bisa memastikan jumlah korban jiwa. "Kami meminta doa bagi semua yang terdampak dalam kejadian ini," ujarnya kepada media.
Ledakan yang terjadi akibat kecelakaan pesawat ini menyebabkan kebakaran hebat di beberapa rumah dan kendaraan yang berada di lokasi. Saksi mata menggambarkan kejadian ini sebagai momen yang sangat mengerikan.
"Saya melihat pesawat menabrak bangunan dan langsung meledak. Langit berubah menjadi oranye terang dan suasana langsung kacau," kata seorang saksi kepada WPVI-TV.
Beberapa warga melaporkan bahwa serpihan pesawat yang terbakar berserakan di jalanan, merusak kendaraan, dan menyebabkan cedera pada orang-orang yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Departemen Pemadam Kebakaran Philadelphia segera merespons kejadian ini dengan mengerahkan puluhan petugas untuk memadamkan api dan membantu evakuasi warga.
Beberapa korban yang mengalami luka bakar dilarikan ke rumah sakit terdekat, termasuk Temple University Hospital, yang melaporkan telah merawat enam pasien terkait kecelakaan ini.
FAA dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) telah mengirim tim penyelidik ke lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.
NTSB akan memimpin investigasi guna menentukan apakah ada faktor teknis atau cuaca yang berkontribusi terhadap insiden ini.
Sebelumnya, kondisi cuaca di Philadelphia pada malam kejadian dilaporkan mendung dan hujan ringan, dengan kecepatan angin sekitar 10 hingga 20 mph.
Baca Juga : Pesawat Penumpang AS Tabrakan dengan Helikopter Black Hawk, 18 Orang Tewas
Meski begitu, belum ada pernyataan resmi apakah kondisi cuaca menjadi salah satu penyebab kecelakaan ini.
Presiden Donald Trump dalam unggahan di platform Truth Social menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini.
"Sangat menyedihkan melihat pesawat jatuh di Philadelphia, Pennsylvania. Banyak nyawa tak bersalah yang hilang. Tim kami telah turun tangan sepenuhnya, dan petugas tanggap darurat sudah bekerja dengan sangat baik," tulisnya.
Gubernur Josh Shapiro juga mengapresiasi upaya para petugas tanggap darurat yang dengan cepat menangani insiden ini.
Ia menyebut bahwa lebih dari 45 petugas kepolisian negara bagian, 25 anggota Departemen Transportasi Pennsylvania (PennDOT), serta tim dari Badan Manajemen Darurat Pennsylvania telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan detik-detik jatuhnya pesawat, diikuti oleh ledakan besar yang menciptakan bola api di udara. Seorang saksi, Ryan Tian (23), mengatakan bahwa ia melihat api besar membumbung ke langit.
"Saya pikir kami sedang diserang atau semacamnya," ujarnya.
Seorang pegawai stasiun pengisian bahan bakar di sekitar lokasi juga menggambarkan suasana mencekam.
"Tiba-tiba langit berubah terang, lalu saya melihat serpihan pesawat berjatuhan. Saya mencoba menahan pelanggan agar tetap di dalam sampai semuanya aman," katanya.
Selain itu, seorang saksi yang memiliki kamera bel pintu menangkap momen pesawat jatuh dan langsung meledak begitu menyentuh tanah.
"Suara ledakannya sangat besar, seperti gempa bumi," ujar saksi lainnya yang berada di sekitar lokasi.
Kecelakaan ini terjadi hanya dua hari setelah sebuah pesawat komersial bertabrakan di udara dengan helikopter militer di Washington, D.C., yang menewaskan seluruh 67 orang di dalamnya. Insiden tersebut merupakan kecelakaan penerbangan paling mematikan di Amerika Serikat dalam lebih dari dua dekade terakhir.
Beberapa pihak menyatakan keprihatinan atas dua kecelakaan udara yang terjadi dalam waktu berdekatan.
"Sangat mengkhawatirkan melihat dua kecelakaan besar dalam waktu yang begitu dekat, padahal kita sudah cukup lama tidak mengalami insiden penerbangan besar," ujar seorang pejabat yang terlibat dalam investigasi.
Hingga saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung, dan pihak berwenang meminta warga yang menemukan serpihan pesawat untuk tidak menyentuhnya serta segera melaporkannya ke 911.
Baca Juga : Pesawat Air Busan Terbakar di Korea Selatan, 3 Orang Luka Ringan dan 176 Dievakuasi