Ingin Bawa Vape Saat Liburan ke Vietnam? Siap-Siap Didenda hingga Rp1,3 Juta
Vietnam resmi melarang vape dengan denda hingga 2 juta dong, atau sekitar Rp1,3 juta. Turis diimbau memahami aturan ketat ini sebelum berkunjung.
BaperaNews - Pemerintah Vietnam secara resmi melarang penggunaan dan kepemilikan vape, termasuk oleh para turis yang berkunjung ke negara tersebut.
Larangan ini mencakup aktivitas membawa, menjual, atau menggunakan vape, dengan ancaman denda yang tidak ringan bagi pelanggarnya.
Turis yang membawa rokok elektrik atau vape ke Vietnam harus bersiap menghadapi hukuman berat. Dilansir dari South China Morning Post, pelanggar aturan ini dapat dikenakan denda hingga 2 juta dong, atau sekitar Rp1,3 juta.
Hukuman lebih berat diberikan bagi mereka yang kedapatan mengimpor, memperdagangkan, atau memproduksi vape dan bahan cairannya. Pelaku dapat dijatuhi denda hingga 3 miliar dong (setara Rp1,9 miliar) atau bahkan hukuman penjara hingga 15 tahun.
Langkah tegas yang diambil oleh Vietnam ini sejalan dengan kebijakan serupa yang telah diberlakukan di sejumlah negara lain.
Sebelumnya, larangan penggunaan vape juga telah diterapkan di Australia, Turki, Singapura, Meksiko, India, Brasil, Maladewa, dan Thailand.
Alasan utama di balik kebijakan ini adalah masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh vape, terutama terkait kerusakan paru-paru yang sulit diperbaiki.
Baca Juga : Australia Tetapkan Beli Vape Wajib Pake Resep Dokter
Thailand, misalnya, dikenal memiliki aturan anti-vape yang sangat ketat. Siapa pun yang melanggar undang-undang terkait vape di negara tersebut dapat dikenakan denda besar atau bahkan hukuman penjara hingga lima tahun.
Sementara itu, Australia melarang impor semua jenis vape sejak Maret 2024, kecuali jika memiliki lisensi atau izin khusus.
Turis yang ingin mengunjungi Vietnam disarankan untuk memeriksa aturan terkait vape sebelum berangkat. Pemeriksaan ini penting dilakukan demi menghindari masalah hukum selama liburan.
Perangkat vape yang sering kali menjadi bagian dari barang bawaan turis dapat membawa konsekuensi hukum yang serius jika dibawa ke negara-negara dengan regulasi ketat seperti Vietnam.
Selain itu, pejabat kesehatan di banyak negara menyoroti daya tarik berbagai rasa cairan vape yang dinilai berpotensi memengaruhi anak muda. Banyak pihak yang khawatir bahwa vape justru menarik minat generasi muda yang sebelumnya tidak merokok.
Meskipun vape sering dianggap sebagai alternatif untuk membantu perokok berhenti dari kebiasaan merokok, banyak negara tetap memberlakukan larangan atau pembatasan ketat.
Hal ini disebabkan oleh risiko kesehatan yang diakibatkan oleh rokok elektrik, termasuk potensi kerusakan paru-paru yang permanen.
Baca Juga : Ini Daftar Negara yang Melarang Penggunaan Vape