Ranny Fahd A Rafiq Tegaskan Pemerintah Gerak Cepat Menyelesaikan Pinjol yang Melilit Masyarakat, Korban Bunuh Diri Makin Banyak!
Ranny Fahd A Rafiq soroti pinjol bunga tinggi yang meresahkan, desak pemerintah bertindak cepat atasi dampaknya, termasuk maraknya kasus bunuh diri di masyarakat.
BaperaNews - Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq, menyoroti maraknya pinjaman online (pinjol) dengan bunga tinggi yang semakin membebani masyarakat. Ia menegaskan bahwa praktik ini harus segera ditangani agar tidak semakin merugikan rakyat kecil.
“Jangan menjajah saudara sendiri karena persoalan utang-piutang. Dalam agama apa pun, riba itu dilarang. Ingat, Pancasila sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Jangan karena pinjol, tindakan kita menjadi seperti orang yang tidak beragama. Kalimat ‘Indonesia dijajah bangsa sendiri’ harus segera dihapus,” ujar Ranny dalam keterangannya, Senin (3/2/2025), di Kompleks DPR/MPR RI.
Ranny menyoroti tingginya bunga yang dikenakan oleh layanan pinjaman online. “Bunga pinjol bisa mencapai 0,4% per hari. Jika seseorang meminjam Rp10.000.000, bayangkan sendiri berapa jumlah bunga yang harus dibayarkan,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti dampak buruk pinjaman online yang dapat menyebabkan seseorang mengalami tekanan mental hingga berujung pada tindakan bunuh diri.
Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, kepala keluarga yang mengalami kebuntuan ekonomi bisa melakukan tindakan di luar nalar, termasuk mencelakai anggota keluarganya sendiri.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pinjol juga sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan dengan mengatasnamakan fintech dari lembaga tertentu.
Menurut Ranny, era digitalisasi membawa tantangan baru dalam perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan edukasi secara masif mengenai pinjaman online.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Desak Pemerintah Hentikan Propaganda Berlebihan Terkait Daging dan Susu
“Masyarakat kita kalau dengar pinjaman online langsung bergerak cepat. Tapi, di sisi lain, para peminjam juga khawatir jika mereka tidak bisa membayar. Sayangnya, banyak dari mereka tidak memahami kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah terkait pinjol,” paparnya.
Lebih lanjut, Ranny berharap pemerintah segera menyelesaikan permasalahan terkait fintech dan pinjol yang kini menjadi isu utama di masyarakat.
Menurutnya, pinjaman online dengan bunga tinggi dapat mengganggu kesehatan mental masyarakat, terutama jika terdapat jebakan keuangan yang merugikan peminjam awam.
“Saya sudah beberapa kali membahas tentang kesehatan mental masyarakat Indonesia. Ada banyak faktor penyebabnya, termasuk pinjol. Saya berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menindak tegas fintech ilegal serta memberlakukan aturan ketat bagi pinjol legal agar bunga yang diterapkan tidak terlalu tinggi dan tidak dihitung secara harian,” tegasnya.
Sebagai istri dari Fahd A Rafiq, Ranny juga menyoroti bahwa era digitalisasi menghadirkan tantangan baru yang membutuhkan pendekatan berbeda dalam penyelesaiannya.
“Kita butuh metode ‘zoom out’ dan pendekatan detail agar masalah ini bisa cepat diselesaikan. Pemerintah tidak boleh angkat tangan dalam menangani kasus pinjol yang semakin meresahkan masyarakat. Jika tidak, apa kata dunia jika banyak rakyat kita yang bunuh diri karena pinjol?” pungkasnya.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Ekonomi Indonesia dalam 20 Tahun Terakhir Bergantung pada Perspektif dan Kedalaman Analisis