Fahd A Rafiq: Era Presiden Prabowo Subianto adalah Mode Racing, Bukan Lambat

Fahd A Rafiq soroti kepemimpinan "mode racing" Presiden Prabowo Subianto, fokus pada swasembada pangan, energi, dan kesejahteraan rakyat. Baca analisis lengkapnya!

Fahd A Rafiq: Era Presiden Prabowo Subianto adalah Mode Racing, Bukan Lambat
Fahd A Rafiq: Era Presiden Prabowo Subianto adalah Mode Racing, Bukan Lambat. Gambar : Instagram/@prabowo

BaperaNews - Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq, menegaskan bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menerapkan pola kerja cepat atau "mode racing" dalam mengelola pemerintahan.

Ia menekankan bahwa seluruh jajaran kabinet harus menyesuaikan diri dengan pola pikir presiden yang mengedepankan percepatan dalam berbagai sektor. Hal ini disampaikan Fahd dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis (30/1/2025).

Fahd menyebut bahwa sektor yang menjadi fokus utama pemerintahan saat ini meliputi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (Ipoleksosbudhankam).

Ia menilai masih terdapat banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki dalam waktu singkat. Selain itu, sektor pertanian, energi, kesehatan, dan pendidikan juga menjadi prioritas untuk dikebut guna mengejar ketertinggalan Indonesia.

“Tahun pertama pemerintahan akan difokuskan pada pencapaian swasembada pangan dan energi, agar Indonesia tidak lagi bergantung pada negara asing. Selain itu, penyediaan lapangan kerja harus diperluas, dengan peran besar dari sektor swasta. Mengapa swasta? Karena sektor ini lebih andal dalam menciptakan lapangan kerja, khususnya untuk UMKM. Ini juga menjadi strategi dalam mencegah terulangnya krisis ekonomi 1998,” ujar Fahd.

Di sisi lain, Fahd juga menyoroti pentingnya kemajuan olahraga, khususnya sepak bola, yang masih tertinggal dari negara lain. Ia menegaskan bahwa tekad besar Presiden Prabowo Subianto adalah memperdengarkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" di ajang-ajang internasional, termasuk Piala Dunia.

“Olah raga adalah jendela nasionalisme. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Tiongkok bersaing ketat dalam Olimpiade Paris 2024 dengan masing-masing meraih lebih dari 40 medali emas, sementara Indonesia hanya mendapatkan dua emas dari cabang panjat tebing dan angkat besi. Ini menjadi cerminan bahwa olahraga nasional perlu perhatian lebih serius,” tuturnya.

Fahd juga menyarankan agar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki target tinggi, seperti pencapaian 20 medali emas dalam Olimpiade 2028. Menurutnya, target ini harus dipersiapkan sejak sekarang agar Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia.

Selain itu, Fahd menyoroti program penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tengah digalakkan pemerintah. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini harus terus diperkuat agar rakyat kecil memiliki kesempatan untuk memiliki tempat tinggal yang layak.

“Kepentingan bangsa dan negara harus di atas kepentingan kelompok dan golongan. Tanpa campur tangan pemerintah, rakyat berpenghasilan rendah akan sulit memiliki rumah sendiri,” tegasnya.

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Rakyat Kecil Berharap Presiden Prabowo Jadi Manusia Setengah Dewa dan Amalkan Sila Ke-5 Pancasila Secara Utuh

Fahd juga mengkritisi kebijakan di era pemerintahan sebelumnya yang menurutnya lebih menguntungkan pejabat dibanding rakyat. Ia menilai bahwa di negara maju, justru pemerintah yang berperan mensejahterakan rakyat, bukan sebaliknya.

“Masyarakat sering menyebut bahwa ‘pejabat menjajah rakyat’ melalui kebijakan yang tidak pro-rakyat. Namun, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, mindset seperti ini harus ditinggalkan,” ujarnya.

Fahd juga menyoroti persoalan ketimpangan ekonomi yang masih tinggi di Indonesia. Ia menilai bahwa kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin harus segera diatasi agar tidak menimbulkan disintegrasi bangsa.

“Banyak warga Indonesia yang terpaksa bekerja di luar negeri karena tidak mendapatkan kesejahteraan di tanah air. Ini menjadi tamparan keras bagi para pejabat yang hanya mementingkan kekayaan pribadi,” ujarnya.

Ia juga menyoroti persoalan keamanan dalam negeri yang dinilai masih belum mendapat perhatian serius. Menurutnya, pola lama dalam penegakan hukum oleh Polri perlu diperbaiki agar masyarakat mendapatkan perlindungan yang optimal.

“Banyak laporan masyarakat yang baru ditindaklanjuti setelah viral di media sosial. Belum lagi kasus pencurian kendaraan yang marak terjadi, seperti di Tangerang yang dikenal sebagai daerah rawan begal,” ungkapnya.

Data dari Mabes Polri menunjukkan bahwa sepanjang 2024 terdapat 325.150 kasus kriminal di Indonesia. Menurut Fahd, angka ini menunjukkan bahwa keamanan masih menjadi tantangan besar yang harus segera diselesaikan.

Fahd menekankan bahwa kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama pemerintah. Menurutnya, jika kebutuhan dasar masyarakat tidak terpenuhi, maka angka kriminalitas akan terus meningkat.

“Rakyat masih banyak yang kelaparan di negeri yang kaya ini, sementara pejabat hidup dalam kemewahan. Bukan salah hidup mewah, tapi tolong lebih menempatkan diri. Stop flexing di media sosial, karena ini hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial,” pungkasnya.

Fahd berharap pemerintah dapat segera menjalankan program-program pro-rakyat secara optimal dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

“Semoga suara rakyat kecil dapat terwakili, dan pemerintah segera mensejahterakan rakyat Indonesia. Merdeka!” tutupnya.

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Miris, Negara Sebesar Indonesia Belum Punya Pembalap yang Bermain Reguler di MotoGP