Sejumlah Anak Di Mesir Meninggal Dunia Usai Dikasih Obat Antibiotik Palsu
Sejumlah anak di Mesir meninggal dunia usai mendapatkan obat antibiotik palsu. Salah satu korbannya anak-anak umur 2 tahun.
BaperaNews - Sejumlah anak di Mesir meninggal dunia usai mendapat antibiotik palsu, akibat kasus ini, para ahli farmasi setempat mengingatkan penggunaan ceftriaxone yakni antibiotik yang dipakai untuk mengobati infeksi akibat paparan bakteri.
Pihak berwenang di Kota Kafr Ziyad menggerebek pabrik yang membuat antibiotik tanpa izin dan menambah nama merk di kemasannya. Obat antibiotik palsu tersebut senilai 160 juta dolar atau Rp 2,5 Triliun, semuanya disita dari gudang dan apotek serta pabriknya.
Salah satu korban meninggal dunia ialah anak laki-laki berumur 2 tahun, ia meninggal dunia usai mendapat suntikan antibiotik palsu untuk turunkan demamnya.
Antibiotik ialah salah satu obat yang banyak dipalsukan, sejumlah Unictam palsu ditemukan di berbagai Provinsi Mesir. Salah seorang pasien dewasa juga mengalami keguguran akibat mengkonsumsi obat antibiotik palsu.
Tahun 2015 lalu, jumlah obat antibiotik palsu di pasar Mesir dilaporkan ada sebanyak 30%, masyarakat Mesir menilai hal ini akibat tidak adanya Undang-Undang untuk mencegah praktik tersebut, pemerintah Mesir pun dihujani kritik. Terlebih pada tahun 2017, pemerintah Mesir mengumumkan mereka temukan ribuan paket obat Hepatitis C palsu.
Baca Juga : Penyakit Strep A Tewaskan 8 Anak Di UK, Simak Gejala Strep A!
Antibiotik palsu jelas berbahaya, bukannya menyembuhkan, justru bisa menjadi racun baru untuk tubuh.
Tiap tahun, masalah kesehatan biasanya meningkat sebagaimana di tahun 2020 ditemukan virus Covid-19 juga di tahun 2020 muncul wabah cacar monyet dan flu unta di berbagai Negara.
Hal ini jadi ladang untuk orang-orang tidak bertanggung jawab berbuat kejahatan. Mereka biasanya memakai trik menjual obat palsu di bawah harga pasar untuk menarik minat pembeli, terlebih jika kondisi ekonomi masyarakat sedang lemah yang relatif sulit untuk melakukan pengobatan sehingga terpaksa mencari pilihan yang lebih murah.
Pemerintah memberi saran kepada masyarakat agar hati-hati dan waspada terhadap obat palsu yang bisa menyebabkan keracunan, memburuknya kondisi kesehatan, bahkan kematian.
Obat palsu biasanya punya kemasan berbeda dari warna atau model tulisan, tabletnya mudah hancur karena dibuat di bawah standar, tidak ada tanggal kadaluarsa, dan lainnya.
Maka agar terhindar dari obat antibiotik palsu sebaiknya membeli di tempat resmi, memeriksa label kemasan obat dan izin edarnya, memeriksa kemasan dengan teliti, dan bertanya kepada petugas medis jika curiga pada suatu obat atau tentang kemungkinan efek samping obat.
Baca Juga : Wabah Fentanil Serang AS, 100 Ribu Lebih Warga AS Tewas