Usai Viral, Kartika Putri Klarifikasi terkait Capres dan Cawapres yang Ditantangnya Ngaji
Kartika Putri memberikan klarifikasi tentang tantangan mengaji yang ia tujukan kepada capres-cawapres. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Kartika Putri baru-baru memberikan klarifikasi terkait tantangan mengaji yang ia lontarkan kepada para calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres). Penjelasan ini diberikan sebagai respons terhadap reaksi publik yang menuai pro dan kontra.
Klarifikasi ini dilakukan melalui Instagram Story pada tanggal Rabu (23/1), di mana Kartika Putri menyatakan bahwa keinginannya untuk mendengar para paslon mengaji bermula dari inspirasi Presiden Turki yang memiliki suara merdu saat mengaji.
Dalam klarifikasinya, ia menyatakan bahwa mengingat semua capres-cawapres adalah muslim dan Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, tidak ada salahnya bila para paslon capres-cawapres menunjukkan kemampuan mengaji mereka.
"Jujur, aku kepengin sebenarnya denger capres-capres pada ngaji, yang mana suaranya merdu itu yang kita pilih. Karena berarti sudah sering baca Alquran," ungkapnya.
Klarifikasi ini menanggapi kritik dan hujatan netizen terhadap permintaan Kartika Putri yang dianggap oleh sebagian pihak sebagai sesuatu yang tidak rasional dan cenderung memihak satu agama.
"Jangan-jangan paslon dukungannya nggak bisa ngaji makanya panik? Jadinya kita prasangka yang nggak baik," tambahnya. Ia juga mengingatkan netizen agar tidak berlebihan dalam mendukung paslonnya karena hal itu bisa berujung pada perbuatan dosa.
Baca Juga: Kartika Putri Tantang Capres Ngaji: Jangan Cuma Debat Doang
Terkait dengan tantangan mengaji, Kartika Putri menjelaskan Indonesia memang memiliki beragam agama. Namun, mengingat ketiga paslon adalah muslim, ia merasa wajar meminta mereka untuk mengaji.
"Betul ini negara beraneka ragam agama, dan kebetulan semua calon presiden kita itu 66nya islam, kecuali ada salah satu yang beda agama, saya nyuruh ngaji baru saya gak waras," tegasnya.
Usul Kartika Putri tentang capres-cawapres ngaji ini memicu diskusi di media sosial. Banyak netizen yang menganggap bahwa kemampuan mengaji tidak seharusnya menjadi tolok ukur utama dalam memilih pemimpin.
Beberapa komentar netizen menyoroti bahwa kepemimpinan nasional memerlukan lebih dari sekadar kemampuan agama, termasuk komitmen kebangsaan dan kemampuan memahami keragaman agama di Indonesia.
Kartika Putri, yang juga istri dari Habib Usman Bin Yahya, mengaku tidak puas jika pemilihan pemimpin hanya berdasarkan pada debat visi dan misi. Ia mengajak para Capres untuk membuktikan kemampuan mereka dalam urusan agama.
"Ya pengen aja gitu, yang namanya pemimpin kan harus bisa jadi imam," jelas Kartika Putri.
Baca Juga: Viral Caleg di Bali Pasang Baliho Bersedia Dihukum Mati Jika Korupsi