Usai Banyak Anak Kecil Cuci Darah, KPAI Sarankan Negara Harus Kendalikan Industri Makanan

IDAI menyerukan pengawasan ketat terhadap industri makanan di Hari Anak Nasional. Jasra Putra menekankan pentingnya pengendalian gula, lemak, dan garam dalam diet anak-anak.

Usai Banyak Anak Kecil Cuci Darah, KPAI Sarankan Negara Harus Kendalikan Industri Makanan
Usai Banyak Anak Kecil Cuci Darah, KPAI Sarankan Negara Harus Kendalikan Industri Makanan. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Peringatan Hari Anak Nasional pada Minggu (28/7), diwarnai dengan pernyataan tegas dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai meningkatnya kasus cuci darah pada anak-anak dengan gangguan ginjal.

Menurut Wakil Ketua KPAI Jasra Putra, masalah ini menjadi perhatian serius seiring dengan kemajuan industri makanan yang menyediakan produk tinggi gula, lemak, dan garam.

Jasra Putra mengungkapkan kekhawatirannya terkait jumlah anak-anak yang harus menjalani cuci darah akibat konsumsi makanan yang tidak sehat. Ia menekankan bahwa kemajuan industri makanan sering kali tidak diimbangi dengan pengawasan yang memadai terhadap kualitas dan kandungan gizi makanan yang dikonsumsi anak-anak.

“Kita punya persoalan, di tengah kemajuan industri makanan, dan mudahnya mendapatkan makanan yang mengandung gula, lemak dan garam, banyaknya anak-anak yang datang ke fasilitas cuci darah. Karena mengonsumsi gula, garam, dan lemak tanpa kontrol. Ini peringatan keras buat kita semua,” ujar Jasra melalui keterangan tertulis.

Dalam konteks ini, IDAI menilai bahwa pengawasan yang lebih ketat terhadap industri makanan sangat penting. Jasra Putra juga menyoroti perlunya lembaga pengawasan obat dan makanan untuk melakukan uji laboratorium terhadap produk makanan yang beredar di masyarakat.

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak-anak aman dan tidak membahayakan kesehatan mereka.

Baca Juga: Bocah 12 Tahun Wajib Cuci Darah karena Makan Ayam Goreng Tiap Hari

Jasra juga menyoroti program makan siang gratis yang menjadi salah satu janji dari presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia berharap bahwa program tersebut tidak hanya fokus pada penyediaan makanan, tetapi juga memperhatikan kandungan gizi makanan tersebut.

“Kita juga berharap program makan gratis, tidak hanya bicara makanan, bagaimana ada mekanisme sistem yang bisa melindungi, mengendalikan industri makanan kita, melalui program makan gratis ke depan, sosialisasi gejala ginjal pada anak, bagaimana pengawasan makanan dan uji lab makanan bisa hadir di tengah masyarakat,” kata Jasra.

Sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini, Jasra menekankan pentingnya sosialisasi mengenai gejala awal gangguan ginjal sebelum anak-anak mencapai tahap cuci darah. Ia menyarankan agar konsumsi air putih, zat pembuat manis, garam, dan lemak dikontrol dengan ketat.

Jasra juga menyerukan pentingnya membudayakan olahraga di kalangan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mengingat banyaknya anak-anak yang kurang bergerak akibat penggunaan gawai, ia menekankan perlunya meningkatkan kegiatan olahraga sebagai bagian dari pola hidup sehat.

Lebih lanjut, Jasra menekankan bahwa negara harus lebih aktif dalam mengatur dan mengendalikan industri makanan untuk melindungi kesehatan anak-anak. Tanpa kebijakan yang tegas dan pengawasan yang ketat dari pemerintah, akan sulit untuk menjaga kesehatan anak-anak dari bahaya makanan tidak sehat.

“Karena mereka tidak tahu bagaimana proses makanan sehat. Yang mereka tahu makanan itu viral, jajanan itu viral, makanan kekinian, dimakan oleh figur yang ia suka. Sehingga ketegasan pemerintah dalam pengawasan obat dan makanan perlu terus ditingkatkan,” tandas Jasra.

Baca Juga: Viral! Wanita di Bogor Temani Suami 9 Tahun Cuci Darah Akibat Penyakit Gagal Ginjal