Upaya Penanggulangan Karhutla Terus dilakukan, Fahd A Rafiq: Karhutla Harus Segera ditanggulangi Agar Tidak Membahayakan Kesehatan Warga Sekitar
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dan mengatasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mungkin terjadi akibat fenomena El Nino.
BaperaNews - Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mungkin terjadi akibat fenomena El Nino. Dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan langkah-langkah yang telah diambil untuk mengantisipasi dan mengatasi karhutla yang mungkin muncul.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyampaikan bahwa penanggulangan akan kebakaran hutan ini harus terus dicari strateginya untuk mengantisipasi dan mengatasi dengan cepat.
“Kebakaran hutan dan lahan ini jika dibiarkan terus menerus dapat berdampak sangat buruk bagi sebagian kota di Indonesia, terlebih kota kota yang berada di dekat lokasi kebakaran hutan seperti di kota Palangkaraya.” Ujar Fahd A Rafiq, Kamis (5/10).
Dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melibatkan 35 helikopter, termasuk 13 helikopter patroli dan 22 helikopter water bombing, yang digunakan untuk operasi darat dan udara. Enam provinsi yang menjadi prioritas penanganan karhutla adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, Riau, dan Jambi.
BNPB juga telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebanyak 244 kali dengan jumlah garam yang disebar mencapai 341.580 kilogram. Hal ini dilakukan dalam beberapa provinsi seperti Riau, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Selatan.
“Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi efek dari kebakaran hutan dan lahan ini diharapkan akan dapat mengurangi efek buruknya secepat cepatnya, hal ini juga ditakutkan akan mempengaruhi kesehatan kota terdekat lokasi kejadian kebakaran hutan dan lahan.” Ujar Fahd A Rafiq, Kamis (5/10).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menjelaskan bahwa puncak fenomena El Nino diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober. Namun, pada November, akan terjadi transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Meskipun El Nino diperkirakan akan melemah pada Februari-Maret dan berakhir pada Maret, angin monsun dari arah Asia diharapkan mulai masuk pada November, yang akan membawa hujan dan membantu mengakhiri kemarau secara bertahap.
Upaya pencegahan dan penanganan karhutla ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga lingkungan dan menghadapi tantangan iklim seperti fenomena El Nino. Selain itu, kerja sama antarlembaga pemerintah seperti Kementerian LHK, BNPB, dan BMKG sangat penting dalam menghadapi ancaman karhutla ini guna melindungi hutan dan lahan serta kesehatan masyarakat.
Penulis : Ahmad G