Temuan Besar Ilmuwan, Dapat Hidupkan Otak Babi di Luar Tubuh
Otak babi berhasil hidup di luar tubuh selama lima jam penuh. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Para ilmuwan telah menemukan dalam dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan. Untuk pertama kalinya, otak babi berhasil dihidupkan di luar tubuhnya selama lima jam penuh. Temuan ini membuka pemahaman yang lebih dalam tentang fisiologi otak dan memberikan harapan akan pengembangan teknologi medis yang lebih canggih di masa depan.
Studi yang dipimpin oleh Dr. Juan Pascual, seorang Profesor Neurologi, Pediatri, dan Fisiologi di Pusat Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Eugene McDermott, UT Southwestern, mengeksplorasi kemungkinan hidupnya otak di luar tubuh.
Dengan menggunakan perangkat yang disebut extracorporeal pulsatile circulatory control (EPCC), otak babi bisa tetap aktif dan berfungsi dengan baik. EPCC memungkinkan sirkulasi darah yang membawa oksigen terus berjalan melalui otak yang terisolasi, mempertahankan kehidupannya.
Langkah ini membuka peluang besar bagi penelitian ilmiah di masa depan. Dengan otak yang dapat hidup di luar tubuh, para ilmuwan dapat mempelajari fungsi otak tanpa campur tangan dari fungsi tubuh lainnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk memecahkan misteri fisiologis yang sebelumnya sulit dijangkau.
Salah satu aplikasi potensial dari temuan ini adalah dalam pengembangan mesin penambah nyawa yang lebih canggih. Dengan meniru aliran darah alami ke otak, teknologi ini dapat membantu dalam desain mesin bypass kardiopulmoner yang lebih efektif.
Baca Juga: Babi yang Mati Mendadak di Sikka, NTT Akibat Flu Afrika Terus Bertambah
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang membutuhkan perawatan medis yang kompleks.
Penelitian ini juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana otak bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Dengan mengisolasi otak dari pengaruh tubuh, para ilmuwan dapat memanipulasi masukan ke otak secara tepat, memungkinkan mereka untuk memahami lebih jelas bagaimana faktor-faktor seperti kadar glukosa darah memengaruhi aktivitas otak.
Sejarah eksperimen dengan otak hewan di luar tubuh sudah dimulai sejak lama. Pada abad ke-19, dokter-dokter telah melakukan percobaan serupa dengan mempertahankan kehidupan otak hewan setelah terpisah dari tubuhnya. Meskipun demikian, penelitian terbaru ini membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi, menunjukkan potensi baru dalam bidang kedokteran dan ilmu pengetahuan.
Sementara itu, ada juga catatan gelap dalam sejarah eksperimen semacam ini. Beberapa eksperimen yang dilakukan pada masa lalu dianggap kontroversial dan menuai kritik keras dari masyarakat. Namun, penelitian yang dipimpin oleh Dr. Juan Pascual dan timnya dilakukan dengan etika dan standar ilmiah yang tinggi, dengan tujuan murni untuk memajukan pengetahuan manusia.
Baca Juga: Pria AS Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia