Starbucks di Mesir Beri Diskon Hampir 80% Imbas Gebrakan Boikot Anti-Israel
Gerakan boikot terhadap produk dan merek yang terafiliasi dengan Israel mulai memberikan dampak yang nyata.
BaperaNews - Gerakan boikot terhadap sejumlah produk dan merek yang terafiliasi dengan Israel mulai menunjukkan dampaknya. Salah satu negara yang merasakan dampak dari gerakan ini adalah Mesir, yang berbagi perbatasan dengan Gaza, Palestina.
Sebuah postingan viral mengungkapkan bahwa gerai Starbucks di Mesir memberikan diskon besar-besaran hingga hampir 80 persen untuk produk mereka. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa gerakan boikot (BDS) atau Boikot, Divestasi, Sanksi yang digalakkan secara global mulai menarik perhatian perusahaan-perusahaan besar.
Mengutip akun Instagram @banyuasinterkini, seorang pemilik akun media sosial dengan nama X menulis, "For those who say boycotts don’t work. Starbucks in Egypt is doing a 78.5% discount on its products." Di Mesir, produk yang sebelumnya dijual seharga 93 pound Mesir, ditawarkan dengan harga hanya 20 pound Mesir.
Starbucks adalah salah satu merek yang menjadi sasaran utama gerakan BDS yang mengutamakan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan Israel.
Tidak hanya berhenti pada diskon besar-besaran, gerakan BDS juga telah mempengaruhi sejumlah perusahaan internasional yang mendukung Israel. Manajemen Starbucks sebelumnya telah mengambil tindakan hukum terhadap serikat pekerja yang menyatakan sikap solidaritas dengan warga Palestina.
Baca Juga : McDonald's Israel Diboikot Gegara Sumbang 4.000 Makanan ke Tentara Israel
AJ Jones II, Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Pejabat Komunikasi Starbucks, mengklaim bahwa serikat pekerja seperti Workers United dan Service Employees International Union (SEIU) telah menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.
Starbucks bahkan memberikan klarifikasi melalui surat kepada Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Israel, Duvi Honig, bahwa tindakan serikat pekerja tersebut tidak mencerminkan sikap Starbucks.
Selain Starbucks, dua merek besar lainnya yang menjadi target utama gerakan boikot, terutama di Timur Tengah, adalah McDonald's dan Disney+. McDonald's sebelumnya memberikan pasokan makanan gratis bagi militer Israel, sementara Disney berkomitmen untuk memberikan bantuan sebesar USD 2 juta kepada Israel.
Gerakan BDS merupakan bentuk protes tanpa kekerasan yang menentang serangan brutal Israel di Gaza dan Palestina secara keseluruhan. Gerakan ini pertama kali digagas oleh warga sipil Palestina pada tahun 2005 dan kemudian merambah secara global.
Efek dari gerakan boikot ini juga mempengaruhi perekonomian di Mesir. Menurut ekonom Mesir, Ahmed Hamy, gerakan ini memang memberikan tekanan kepada Israel secara ekonomi, tetapi di sisi lain, juga berdampak pada omzet produk lokal. Ini membuat produsen lokal mengalami peningkatan omzet sementara perusahaan waralaba asing seperti Starbucks merasakan penurunan penjualan.
Di sisi lain, ada pandangan yang berpendapat bahwa gerakan BDS telah menimbulkan kerugian besar pada perekonomian nasional dan pasar kerja di wilayah Afrika Utara. Sebagian besar produk yang dijual oleh merek-merek waralaba Barat menggunakan bahan baku lokal. Oleh karena itu, penurunan omzet penjualan merek-merek tersebut juga berdampak negatif pada pengusaha lokal.
Baca Juga : Spesial! Promo Makanan dan Minuman Bulan November 2023!