Serang Final Liga Palestina, Menlu Qatar Sindir Pasukan Israel
Menteri Luar Negeri Qatar Lolwah Al-khater menyindir aksi kekejaman pasukan Israel yang menyerang laga final liga Palestina dengan gas air mata pada Kamis (30/3) lalu.
BaperaNews - Menteri Luar Negeri Qatar Lolwah Al-khater menyindir kekejaman Israel serang final liga Palestina dengan gas air mata pada Kamis (30/3) lalu.
Menlu Qatar menilai aksi itu ialah serangan yang keji namun menjadi pengecualian media arus besar untuk menjadikannya berita utama. Padahal ketika Rusia menyerang Ukraina, media besar menjadikannya berita utama.
Diketahui tentara Israel serang final liga Palestina, serangan itu terjadi setelah berita geger FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang diduga karena banyaknya penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel ke Indonesia.
Menlu Qatar kemudian menuliskan pendapatnya di akun Twitternya. “Israel serang final liga Palestina, jika ini dilakukan oleh negara lain pasti akan heboh dan jadi headline di media-media. Tapi inilah pengecualian jika menyangkut Israel. Aksi dan perlakuan mereka pada hukum internasional” cuit Lolwah Al-khater sambil mengunggah video penyerangan pasukan Israel ke laga final Liga Palestina.
Nampak pasukan Israel menembakkan gas air mata ke tengah lapangan hingga membuat pertandingan terpaksa dihentikan. Para penonton, pemain, official, dan seluruh hadirin sampai kesulitan bernapas dan panik berlarian.
Baca Juga : Finlandia Resmi Masuk NATO Usai Turki Beri Persetujuan
Palestina diserang ketika laga Balata FC vs Jabal Al Mukaber sedang dilaksanakan di Stadion Faisal Al Husseini pada Kamis (30/3).
Tentara Israel juga menembakkan peluru karet, penonton sampai berhamburan ke dalam lapangan termasuk anak-anak dan wanita. Para korban mendapat perawatan di pinggir lapangan, tidak sedikit yang harus dilarikan ke rumah sakit.
AFC mengecam aksi keji Israel, jelas bahwa gas air mata tidak boleh dipakai di lapangan. Sementara FIFA justru tidak melakukan apa-apa. FIFA diam seribu bahasa dan tutup mata pada aksi kekejaman Israel. Jelas bahwa FIFA melakukan standar ganda.
Presiden FIFA Gianni Infantino tidak mengeluarkan tanggapan apapun, situasi ini pun jadi pertanyaan besar bagaimana FIFA melakukan standar ganda antara Israel - Palestina dan Rusia - Ukraina. Rusia dilarang bertanding di semua ajang FIFA hanya ketika beberapa bulan menyerang Ukraina.
Sementara Israel yang telah puluhan tahun menyerang Palestina tidak mendapat larangan apapun di event FIFA. Maka tidak perlu ditanyakan lagi, jelas ada yang salah dalam kebijakan FIFA yang tidak menganut prinsip keadilan untuk semua peserta.
Baca Juga : Arab Saudi Resmi Gabung Blok Keamanan SOC China-Rusia