Mengenal Puasa Ngrowot Sunan Kalijaga, Benarkah Ada dalam Islam?
Berikut pengertian puasa ngrowot, cara melakukannya, keutamaannya, hingga hukumnya dalam Islam.

BaperaNews - Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi sarana melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu.
Salah satu bentuk puasa yang masih dilestarikan di kalangan santri dan ulama Jawa adalah puasa ngrowot.
Puasa ini dikenal sebagai bagian dari tirakat atau latihan spiritual untuk memperkuat jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo yang berperan dalam penyebaran Islam di Jawa, disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang menjalankan puasa ini.
Dalam praktiknya, puasa ngrowot memiliki aturan khusus yang membedakannya dari puasa lainnya, terutama dalam hal makanan yang boleh dikonsumsi.
Lalu, bagaimana sebenarnya tata cara puasa ngrowot? Apa saja keutamaannya? Apakah puasa ini dianjurkan dalam Islam? Mari kita bahas lebih lanjut.
Baca Juga: Apakah Aqiqah dengan Uang Pinjaman Diperbolehkan dalam Islam?
Apa Itu Puasa Ngrowot?
Puasa ngrowot adalah salah satu bentuk puasa tirakat tradisi pesantren salaf yang dilakukan dengan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari beras maupun makanan bernyawa, seperti daging dan telur.
Tradisi puasa ini sudah lama dikenal di kalangan pesantren salaf dan sering diamalkan oleh para ulama Jawa, termasuk Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Gunung Jati.
Dalam Islam, menahan diri dari makanan tertentu sebagai bentuk ibadah bukanlah hal asing.
Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin menjelaskan bahwa mengurangi makan dapat membantu seseorang dalam menundukkan hawa nafsu dan mencapai ketenangan batin.
Hal ini juga sejalan dengan ajaran tasawuf yang menekankan pentingnya kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak pesantren di Jawa yang masih melestarikan puasa ngrowot sebagai bagian dari disiplin spiritual.
Baca Juga: Baca Doa Ini Agar Dikumpulkan dengan Orang-Orang Sholeh
Tata Cara Puasa Ngrowot
Puasa ngrowot dalam tradisi Jawa memiliki aturan yang membedakannya dari puasa pada umumnya.
Orang yang menjalankannya harus menghindari semua jenis makanan yang berasal dari beras, seperti nasi, lontong, dan ketupat, serta tidak boleh mengonsumsi makanan bernyawa, seperti daging dan telur.
Sebagai gantinya, mereka hanya diperbolehkan makan umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.
Selain pantangan makanan, puasa ini biasanya dilakukan dengan niat khusus dan dibimbing oleh seorang guru atau kiai yang telah lebih dulu mengamalkannya.
Puasa ini mafhumnya dilakukan dalam jangka waktu tertentu, minimal satu tahun. Selain itu, yang mengamalkannya juga harus membawa wirid khusus setiap selesai salat.
Baca Juga: Apakah Air Ketuban Najis? Ini Penjelasan Hukumnya dalam Islam
Keutamaan Puasa Ngrowot
Puasa ngrowot diyakini oleh masyarakat Jawa memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal spiritual dan pengendalian diri.
Dengan menahan diri dari makanan pokok seperti nasi dan makanan bernyawa, seseorang belajar untuk hidup lebih sederhana dan tidak bergantung pada kenyamanan duniawi.
Selain itu, puasa ini juga dipercaya dapat membantu seseorang dalam mengendalikan hawa nafsu.
Dalam Suluk Linglung, Sunan Kalijaga mengajarkan bahwa mengekang keinginan duniawi, termasuk makan dan tidur berlebihan, adalah cara untuk memperkuat jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Manfaat lain dari puasa ngrowot adalah meningkatnya kesabaran dan disiplin diri.
Mereka yang menjalankannya harus tetap konsisten dalam mengikuti aturan yang ada, sehingga melatih keteguhan hati dalam menghadapi berbagai cobaan.
Baca Juga: Doa Agar Betah di Perantauan, Pernah Dibaca Rasulullah saat Hijrah ke Madinah
Apakah Puasa Ngrowot Disyariatkan dalam Islam?
Puasa ngrowot bukanlah puasa yang disyariatkan secara langsung dalam Al-Qur’an atau hadis, tetapi lebih dikenal sebagai bentuk tirakat atau latihan spiritual yang dilakukan oleh para ulama dan santri di Jawa.
Hukum melaksanakan puasa ngrowot pun masih jadi perdebatan.
Ada yang berpendapat sah-sah saja dilakukan selagi niatnya baik, namun ada juga yang melarangnya.
Ulama terkemuka Indonesia, Buya Yahya pernah menjelaskan bahwa puasa-puasa yang tak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebaiknya dihindarkan.
Menurutnya, umat Islam harusnya berpuasa dengan puasa-puasa yang jelas diajarkan oleh Nabi Muhammad.
“Cukuplah kalau ingin berpuasa, berpuasalah dengan cara-cara yang diajarkan Baginda Nabi,” ujarnya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV.
Ia juga menekankan pentingnya niat dalam berpuasa. Jika puasa ditujukkan hanya untuk beribadah pada Allah, maka hukumnya sah-sah saja.
Namun, jika ada niat lain selain karena Allah, maka hal itu dilarang dalam syariat. Ia juga menekankan perlu mengetahui dari mana asal usul ajaran tersebut sebelum melaksanakannya.
Kesimpulan
Puasa ngrowot adalah salah satu bentuk tirakat tradisi pesantren salaf yang dilakukan dengan menghindari makanan berbahan dasar beras dan makanan bernyawa.
Tradisi ini telah lama diamalkan oleh para ulama dan santri, termasuk Sunan Kalijaga, sebagai latihan spiritual untuk menahan hawa nafsu dan meningkatkan kedekatan dengan Allah.
Namun perlu diingat bahwa puasa ngrowot bukan puasa yang langsung disyariatkan dalam Al-Qur’an maupun hadis.
Referensi:
-
Islami.co. Mengenal Puasa Ngrowot: Jalan Ninja Ulama Jawa. Tautan: https://islami.co/mengenal-puasa-ngrowot-jalan-ninja-ulama-jawa/
-
Journal Assyafa. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Puasa Ngrowot. Diakses dari: https://journal.assyfa.com/index.php/ajis/article/view/168
-
YouTube Al-Bahjah TV. Hukum Puasa Pati Geni dalam Islam - Buya Yahya Menjawab. Diakses dari: https://www.youtube.com/watch?v=krPQIZGxVD8&ab_channel=Al-BahjahTV