Pria di Jepang Bobol Lebih Dari 1000 Rumah Untuk Hilangkan Stres
Seorang pria di Jepang ditangkap oleh pihak kepolisian karena telah membobol sebanyak 1.000 rumah sebagai cara untuk menghilangan stres.
BaperaNews - Seorang pria di Jepang mengaku telah membobol lebih dari 1.000 rumah sebagai cara untuk menghilangkan stres. Pria berusia 37 tahun ini ditangkap polisi atas dugaan masuk tanpa izin ke sebuah properti di Dazaifu, sebuah kota di Jepang selatan, pada 25 November 2024.
Penangkapan bermula ketika pemilik rumah mendapati pelaku berada di kompleks rumahnya. Setelah itu, pemilik rumah bersama istrinya segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak keamanan. Pelaku kemudian ditangkap oleh polisi tanpa perlawanan.
Ketika dimintai keterangan, pria yang identitasnya dirahasiakan itu mengejutkan polisi dengan pengakuannya.
"Membobol rumah orang lain adalah hobi saya, dan saya telah melakukannya lebih dari 1.000 kali," ujarnya seperti dilaporkan media lokal.
Ia mengaku bahwa rasa takut tertangkap dan sensasi berhasil meloloskan diri tanpa diketahui memberinya kepuasan dan membantu mengurangi stres yang dialaminya.
Baca Juga : WNI di Jepang Ditangkap Polisi, Diduga Rampok Lansia untuk Judi Online
"Saya sangat gembira sampai telapak tangan saya berkeringat ketika bertanya-tanya apakah seseorang akan menemukan saya atau tidak, dan itu menghilangkan stres," tambahnya.
Meski pelaku telah membobol banyak rumah, polisi melaporkan bahwa ia tidak mencuri barang atau melukai siapa pun selama melakukan aksinya.
Motifnya murni untuk mencari sensasi yang menurutnya mampu mengurangi beban pikiran.
Kasus ini telah mengejutkan publik dan pihak kepolisian di Jepang, mengingat pelaku tidak menunjukkan pola kejahatan konvensional seperti mencuri barang berharga.
Sebaliknya, aksinya lebih menyerupai bentuk perilaku kompulsif yang berakar pada tekanan psikologis.
Polisi Jepang kini terus menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan apakah ada korban lain atau dampak lain dari aksi pelaku.
Selain itu, kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan mental pelaku dan bagaimana tindakannya bisa luput dari perhatian selama bertahun-tahun.
Baca Juga : Rumah Kosong di Jepang Dijual Mulai Rp15 Ribu, Fenomena Akiya Kian Meluas