Bapanas Tegaskan Tak Ada Kuota Impor Beras 2024 yang Masuk di 2025
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa impor beras 2024 tuntas sebelum akhir tahun, stok aman hingga 2025.
BaperaNews - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan tidak ada sisa kuota impor beras 2024 yang akan masuk ke Indonesia pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan setelah Rapat Koordinasi Neraca Komoditas Pangan 2025 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada Senin (9/12).
"Enggak, kita sudah selesai (impor beras)," ujar Arief.
Ia menegaskan, semua impor beras yang direncanakan untuk tahun ini akan selesai sebelum 31 Desember 2024.
Meski begitu, Arief mengakui bahwa kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton yang direncanakan tahun ini belum seluruhnya tiba di Tanah Air.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 800 ribu ton belum terkontrak dengan negara pengirim dan dipastikan tidak akan direalisasikan.
“Sebanyak 800 ribu ton yang belum terkontrak itu tidak jadi. Jadi, kebutuhan sampai 31 Desember sudah selesai semua,” jelasnya.
Menurut Arief, batas waktu terakhir untuk kedatangan beras impor ke Indonesia adalah sebelum pergantian tahun.
Ia memastikan stok beras, baik Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog maupun stok beras yang beredar di masyarakat, berada dalam kondisi aman hingga akhir tahun.
Pada akhir tahun, stok beras yang dimiliki Perum Bulog diperkirakan mencapai 2 juta ton. Jumlah ini sudah dikurangi realisasi distribusi bantuan pangan sebanyak 220 ribu ton.
Baca Juga : Bantuan Sosial Beras 10 Kilogram Lanjut hingga Februari 2025
Total stok beras nasional, termasuk yang ada di masyarakat, diproyeksikan mencapai 8,3 juta ton.
"Stok kita ini cukup sekarang. Pada 31 Desember nanti, posisi Bulog itu sekitar 2 juta ton, sudah dikurangi bantuan pangan 220 ribu ton," jelas Arief.
Untuk awal tahun 2025, pemerintah telah menyiapkan 220 ribu ton beras sebagai Bantuan Pangan Pemerintah (PBP).
Bantuan ini direncanakan digelontorkan pada Januari dan Februari 2025, mengingat produksi beras pada dua bulan tersebut biasanya lebih rendah dibandingkan bulan-bulan lainnya.
“Produksi di bulan Januari-Februari memang pasti di bawah karena luas tanam masih belum mencapai 1 juta hektare. Jadi, bantuan ini akan disalurkan kepada penerima bantuan pangan. Itu sudah kami siapkan,” ungkap Arief.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa Indonesia menargetkan untuk tidak lagi mengimpor beras konsumsi pada 2025.
Zulkifli optimistis bahwa produksi beras dalam negeri dapat mencukupi kebutuhan nasional selama tidak terjadi bencana alam atau kondisi luar biasa lainnya.
“Target produksi beras 2025 adalah sekitar 32 juta ton, sedangkan kebutuhan nasional hanya 31 juta ton. Jadi, insyaallah tidak akan ada impor lagi untuk konsumsi, selama tidak ada halangan atau kejadian luar biasa,” jelas Zulkifli.
Baca Juga : Bansos Beras Diperpanjang Hingga 2025, 300 Ribu Ton Siap Disalurkan