Pria di AS Alami Mati Otak Usai Cabut Rambut di Area Selangkangan

Beberapa rumah sakit menolak untuk menindaklanjuti Steven Spinale yang mengalami mati otak setelah diduga mencabut rambut di area selangkangannya. Baca selengkapnya di sini!

Pria di AS Alami Mati Otak Usai Cabut Rambut di Area Selangkangan
Pria di AS Alami Mati Otak Usai Cabut Rambut di Area Selangkangan. Gambar : Ilustrasi Canva by peterschreiber.media

BaperaNews - Seorang pria di Amerika Serikat hampir kehilangan nyawanya karena mengalami mati otak setelah diduga mencoba mencabut rambut yang tumbuh di area selangkangannya. Kejadian ini menimpa Steven Spinale, yang pada saat itu berusia 36 tahun, dan mendadak mengalami sakit parah setelah tindakan tersebut.

Keluarga Spinale mengungkapkan bahwa Steven mengalami penolakan dari banyak rumah sakit yang menganggap keluhannya tidak serius. Meskipun ia mengalami muntah darah, rumah sakit masih mengirimnya pulang dengan asumsi bahwa keluhannya tidak berarti.

Namun, keadaan Steven semakin memburuk, dan pada hari berikutnya, ia bahkan kesulitan bernapas sehingga saudara perempuannya harus menelepon nomor darurat 911. Selama satu bulan, dokter belum bisa menemukan penyebab kondisi kritis yang dialami Steven. Mereka hanya bisa mendeteksi adanya pendarahan internal tanpa mengetahui sumbernya.

Tetapi setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter menemukan bahwa Steven terinfeksi oleh bakteri langka dalam aliran darahnya, yang menyebabkan kerusakan organ tubuh secara menyeluruh. Bakteri ini menyebabkan tubuhnya mengalami syok septik, suatu kondisi serius di mana tekanan darah turun drastis setelah terjadi infeksi.

Baca Juga: RS Massachusetts Jadi yang Pertama di Dunia Berhasil Transplantasi Ginjal Babi Pada Manusia

Dokter melaporkan bahwa infeksi bakteri telah menyebar ke jantung Steven dan merusaknya. Namun, karena kondisinya yang terlalu kritis, ia tidak dapat menjalani operasi dengan segera. Sebagai gantinya, Steven diintubasi dan ditempatkan dalam keadaan koma yang diinduksi medis.

Keluarga Steven harus berjuang melihatnya berada di ambang kematian, dengan dokter memberikan kesempatan hidupnya hanya sebesar empat persen. Namun, setelah berbulan-bulan perawatan intensif, termasuk operasi jantung terbuka, Steven akhirnya pulih tanpa mengalami gangguan otak yang signifikan.

Meskipun keluar dari rumah sakit dengan menggunakan kursi roda, Steven berhasil melakukan pemulihan yang luar biasa dan kembali dapat berjalan pada akhir tahun 2023.

Baca Juga: Keseringan Botox, Wanita Usia 22 Ini Dikira Sudah 45 Tahun