Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di Kendal
Joko Widodo resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal.
BaperaNews - Presiden Joko Widodo meresmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pada Rabu, (7/8). Peresmian ini menandai langkah signifikan dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang telah diputuskan beberapa tahun lalu kini mulai membuahkan hasil nyata.
"Saya sangat mengapresiasi pembangunan pabrik ini sehingga rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang terintegrasi dan kuat betul-betul satu per satu akan terealisasi," ujar Presiden.
Tantangan Awal dan Keberhasilan Ekspor Nikel
Presiden mengakui bahwa meski awalnya banyak tantangan, seperti larangan ekspor nikel yang memicu pro dan kontra serta gugatan dari Uni Eropa, keputusan tersebut kini menunjukkan hasil yang signifikan.
"Sekarang sudah 34 billion USD nilai dari ekspor nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp510 triliun, lompatan yang sangat besar meskipun sekali lagi awal-awal banyak yang tidak setuju," ungkapnya.
Perkembangan Industri Smelter di Indonesia
Presiden Jokowi juga menyoroti perkembangan industri smelter nikel dan bauksit di berbagai daerah di Indonesia. Dari smelter nikel dan turunannya di Morowali dan Weda Bay, hingga smelter dari PT Freeport dan PT Amman di Sumbawa dan Gresik, serta smelter bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
"Sehingga kalau semuanya jadi, sekali lagi ekosistemnya akan terbangun, kita akan bisa masuk ke global supply chain yang itu akan memberikan nilai tambah yang besar baik masalah rekrutmen tenaga kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi kita," tambah Presiden.
Presiden turut memuji kecepatan pembangunan pabrik bahan anoda baterai litium yang hanya memakan waktu 10 bulan sejak penandatanganan di Beijing. Pabrik litium ini diharapkan mampu memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahun pada tahap berikutnya, yang setara dengan 1,5 juta mobil listrik.
"Sangat besar sekali apalagi kalau ditambah dengan 80 ribu ton produksi di industri ini, berarti akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahunnya, sebuah jumlah yang sangat besar sehingga kita akan menjadi pemasok terbesar baik EV baterai maupun kendaraan listriknya," jelas Presiden.
Komitmen Pemerintah dalam Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Presiden Jokowi menegaskan komitmen pemerintah untuk terus membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi, serta memanfaatkan sumber daya lokal seperti nikel, kobalt, dan mangan.
Melalui langkah ini, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya dalam pasar baterai litium dan kendaraan listrik global.
Acara peresmian ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Bupati Kendal Dico Ganinduto, dan Chairman BTR New Material Group He Xuequin.