Petugas Damkar Keluhkan Alat-alat Kerja Rusak, Kadis Buka Suara
Petugas damkar Depok mengeluhkan alat kerja yang rusak dalam video viral. Gergaji mesin dan mobil damkar bermasalah.
BaperaNews - Petugas pemadam kebakaran alias damkar di Depok mengeluhkan alat-alat kerja mereka yang rusak. Sebuah video yang viral memperlihatkan petugas damkar Depok mengeluhkan kondisi alat kerja mereka yang tidak berfungsi maksimal.
Dalam video tersebut, petugas bernama Sandi melakukan 'room tour' di kantor Damkar Kota Depok. Sandi menunjukkan dua gergaji mesin yang sudah rusak berbulan-bulan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang Room Tour di kantor Pemadam Kebakaran Kota Depok. Ya, silakan untuk warga masyarakat Kota Depok, saya mohon maaf sekali. Setiap ada telepon di UPT kami dan UPT-UPT lainnya mengenai pohon tumbang. Bukan kami tidak mau mengerjakan, tapi sensor kami rusak," kata Sandi dalam video tersebut.
Sandi juga menyebutkan bahwa mereka sudah membuat laporan dan nota dinas mengenai kerusakan alat ini sejak beberapa bulan lalu, namun belum ada tanggapan dari pihak terkait.
"Ya, kami sudah bikin nota dinas berbulan-bulan yang lalu, tapi belum dibenahi. Mohon maaf untuk warga Kota Depok," tuturnya.
Tidak hanya gergaji mesin, Sandi juga menunjukkan masalah pada mobil damkar. Rem tangan mobil damkar tersebut tidak berfungsi dengan baik, membuat petugas cemas saat berada di jalan, terutama di tanjakan.
"Kalau di tanjakan rasanya dag-dig-dug, pengen copot (jantungnya), takut mobil mundur. Kalau untuk laporan atau nota di atas, kami sudah buangkan semuanya. Kalau dikata untuk laporan, kami sudah melapor kemarin sama seperti kemarin solar. Ya, Bapak, diramaikan dulu, baru dibenahi," tambahnya.
Baca Juga: Siswi SMK Minta Damkar Temanggung Bantu Mengerjakan Tugasnya
Menanggapi video viral tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Damkar Depok, Adnan Mahyudin, menjelaskan bahwa pemeliharaan unit dilakukan secara berkala. Namun, ada kendala dalam mendapatkan suku cadang untuk mobil damkar yang sudah tua.
"Disampaikan bahwa pemeliharaan unit dilakukan secara berkala namun ada kendala di spare part yang butuh waktu karena mobil lama tahun 2015/2016," kata Adnan saat dihubungi wartawan.
Adnan juga menegaskan bahwa tidak semua mobil damkar di UPT tersebut rusak. Masih ada unit yang siap dan bisa digunakan untuk penanggulangan bencana.
"Namun tidak semua unit UPT rusak dan masih ada unit yang siap dan ready untuk kegiatan penanggulangan bencana," ucapnya.
Untuk masalah gergaji mesin yang rusak, Adnan menyarankan agar petugas damkar bisa meminta bantuan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) apabila ada pohon tumbang.
"Memang gergaji sedang rusak, tetapi apabila minta pertolongan misalkan pohon tumbang, maka leading sector ada DLHK, kita bisa juga menyampaikan kepada DLHK," ujarnya.
Petugas damkar, Sandi, menjelaskan bahwa komplain dari warga mengenai pohon tumbang sering kali menjadi beban bagi mereka. Mereka sudah lelah dengan komplain yang datang terus-menerus, sementara laporan yang mereka buat tidak segera ditindaklanjuti.
"Motivasi agar anak-anak anggota dapat bekerja secara maksimal menyelamatkan warga," jelas Sandi.
"Kedua, kami anggota lapangan itu sudah capek terkena komplain masalah pohon tumbang ya, terus juga masalah unit pengaduan. Kita sudah capek bikin nota dan laporan sampai mulut berbusa tapi tidak ada tindak lanjut," tambahnya.
Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Depok. Dalam video yang beredar, petugas damkar mengeluhkan saldo kartu elektronik yang kosong sehingga tidak bisa mengisi bahan bakar. Kepala Damkar UPT Cimanggis, Dede Kurnia, mengklarifikasi bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman antara petugas pemadam kebakaran, UPT, dan dinas terkait.
"Jadi sebenarnya pada saat mereka mau isi (solar), mereka bawa kartu. Kemudian kartunya itu ternyata masih kosong (saldonya). Tapi saya sudah cek ke pom bensin, saldo itu sebenarnya ada," kata Dede saat dihubungi.
Baca Juga: Takut Dimarahi, Pelajar di Semarang Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor