Penjelasan BMKG Terkait Hujan Es yang Melanda Bogor dan Depok
BMKG memberikan penjelasan terkait hujan Es yang melanda Bogor dan Depok, Peralihan musim menyebabkan cuaca ekstrem
BaperaNews - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai fenomena hujan es yang terjadi di kawasan Bogor dan Depok.
Sebagai informasi, netizen melaporkan bahwa telah terjadi hujan es yang mengguyur wilayah Depok pada Sore hari.
Diketahui, pada Selasa (21/09/2021) sore terjadi hujan yang disertai angin kencang di kawasan depok sehingga menyebabkan pohon tumbang dan jatuh di Jalur 1 Stasiun Depok, Jawa Barat.
Akibat dari peristiwa tersebut, perjalanan kereta api listrik (KRL) pun menjadi tersendat. Bahkan beberapa perjalanan KRL yaitu KA 1184 rute Jakarta Kota-Bogor hanya sampai di Stasiun Depok. Kemudian, KA 1623 rute Bogor-Angke berjalan di jalur kiri antara St. Citayam -Depok.
Seorang warganet asal Depok dengan akun Twitter @irasjaffi melaporkan bahwa fenomena hujan es hanya berlangsung sesaat.
Sementara itu, BMKG wilayah bogor telah mengkonfirmasi bahwa hari Selasa (21/09/2021) sekitar pukul 15.10 - 17.15 WIB, telah terjadi hujan dengan intensitas sedang - lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, dan hujan es.
Peristiwa tersebut berdampak di sebagian wilayah Depok dan Bogor. Kawasan Depok yang terdampak yaitu Sukmaja dan Beji, Kota Depok. Sementara itu, untuk kawasan Bogor yang terdampak yaitu Cibinong dan Sindangrasa.
Retno Kartika yang merupakan Forecaster on Duty BMKG Bogor, menyampaikan bahwa fenomena hujan es yang mengguyur wilayah Bogor dan Depok merupakan dampak yang ditimbulkan di musim peralihan atau pancaroba.
Mengutip dari CNNIndonesia.com pada hari Selasa (21/09/2021), Retno berkata bahwa memang lebih sering terjadi fenomena tersebut di masa peralihan akibat dari adanya awan cb atau cumulonimbus yang mempunyai suhu puncak awan yang sangat dingin. Puncak awannya bisa sampai -60 derajat Celcius ke bawah.
Kemudian Retno menambahkan bahwa fenomena hujan es yang terjadi pada masa pancaroba umumnya terjadi usai pertumbuhan awan-awan cumulonimbus akibat adanya energi pemanasan siang hari. Sehingga terbentuk awan konvektif menjelang sore hari.
Sementara itu, perwakilan Meteorologi BMKG Jabar yaitu Iid Mujtahidin mengatakan bahwa fenomena hujan es banyak terjadi saat musim pancaroba imbas peralihan kondisi cuaca tidak stabil.
Kemudian ia melanjutkan bahwa aktivitas pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) cukup kuat sehingga bisa melewati level beku.
Walaupun demikian, Iid menyampaikan bahwa fenomena hujan es dapat terjadi saat musim hujan.
Sebelumnya, pihak BMKG telah menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar selalu waspada saat terjadi cuaca ekstrem seperti hujan es,hujan lebat dengan periode singkat dan angin puting beliung pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.