Pencarian Ditutup, Tim SAR Gelar Prosesi Tabur Bunga Penambang Emas di Banyumas

Operasi pencarian penambang emas oleh tim SAR resmi dihentikan setelah evaluasi menyatakan bahwa delapan penambang emas ilegal di Banyumas tidak bisa diselamatkan.

Pencarian Ditutup, Tim SAR Gelar Prosesi Tabur Bunga Penambang Emas di Banyumas
Pencarian Ditutup, Tim SAR Gelar Prosesi Tabur Bunga Penambang Emas di Banyumas. Gambar : Detik.com/Fadlan Mukhtar Zain

BaperaNews - Operasi penyelamatan delapan penambang emas ilegal yang terperangkap di dalam lubang galian di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah telah resmi dihentikan pada hari Selasa, (1/8).

Para korban terjebak di dalam lubang galian penambangan emas ilegal yang dikenal sebagai lubang galian Bogor dengan kedalaman mencapai 60 meter sejak (25/7). Pada hari ketujuh dari operasi SAR, keluarga para korban berkumpul untuk berdoa bersama dan menaburkan bunga di lokasi lubang tambang tersebut.

Semua korban yang merupakan pekerja tambang emas ilegal di Banyumas yang terjebak di dalam lubang galian berasal dari Kabupaten Bogor.

Aden, perwakilan dari keluarga korban, mengungkapkan bahwa mereka telah menerima kejadian tersebut dengan ikhlas sebagai takdir yang menimpa keluarganya.

"Saya tidak dapat mengeluarkan banyak kata-kata, tetapi izinkan saya mengucapkan terima kasih karena telah memberikan bantuan semaksimal mungkin selama proses evakuasi," ucaP Aden, Selasa (1/8).

Kades Cisarua, dari Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, yang bernama Samid, menyatakan bahwa proses evakuasi menjadi sangat sulit, dan keluarga telah rela menerima kenyataan jika korban tak kunjung ditemukan.

"Kami adalah saudara, tetapi kita tidak memiliki kekuasaan atas takdir. Kami telah merelakan dan ridho, karena hanya Yang Maha Kuasa yang mengetahui segalanya. Jika ada kesempatan untuk para korban dievakuasi, itu akan menjadi suatu keajaiban," pungkasnya.

Dalam mengenang dan menghormati para korban, tim SAR gabungan dan warga sekitar menyelenggarakan prosesi tabur bunga di atas lubang galian.

Momen tersebut menjadi simbol penghormatan dan penghargan terakhir bagi para penambang yang telah terperangkap. Selain tabur bunga di atas lubang, sebuah prasasti berisi delapan nama korban juga menjadi tempat untuk mengenang mereka. 

Baca Juga : Fakta Pendaki Gunung Lawu Meninggal Faktor Cuaca Ekstrem

Kedukaan mendalam menyelimuti keluarga yang hadir dalam acara tabur bunga tambang emas ini. Beberapa dari mereka tampak tak kuasa menahan tangis saat menaburkan bunga ke dalam lubang.

Proses tabur bunga tambang emas juga melibatkan prasasti yang bertuliskan nama-nama para penambang yang terperangkap. 

Adah Sudarso, Kepala Basarnas Banyumas, mengungkapkan hasil evaluasi menyatakan bahwa delapan korban dinyatakan hilang. Meskipun begitu, operasi pencarian dihentikan pada hari Selasa, 1 Agustus 2023, pukul 14.30 WIB.

"Berdasarkan kondisi yang kami lihat, kami menyatakan para korban hilang. Tetapi ketika tambang ditutup, kami memperhatikan bau dari air dan kondisi alam sekitar yang dapat menyimpulkan situasi tersebut," jelasnya. Menurutnya, saat hari terakhir penyelamatan, debit air di dalam lubang galian kembali meningkat.

"Meskipun kami telah mengoperasikan pompa air selama 24 jam, air tidak berkurang, bahkan semakin bertambah. Lubang semakin menyempit, bahkan membentuk huruf S, sehingga proses evakuasi tidak semudah seperti menggunakan tangga," tambah Adah.

Priyo Prayuda Utama, Kasi Operasi Basarnas Cilacap, mengungkapkan salah satu kendala proses evakuasi adalah air yang terus menggenangi lubang galian meskipun telah disedot selama 24 jam.

Selama proses evakuasi, pihaknya menggunakan 35 pompa air dan juga meminjam sejumlah pompa dari warga sekitar. Berdasarkan analisis dari Basarnas dan ESDM, seluruh lubang tambang di lokasi tersebut telah dipenuhi oleh air yang diduga berasal dari dua sungai yang ada di kawasan tersebut.

Ahli Forensik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dr. M Zaenuri Hidayat, menyatakan bahwa peluang delapan penambang emas ilegal di Banyumas yang terperangkap masih hidup sangat kecil.

Meski begitu, masih ada peluang untuk bertahan hidup jika lubang tempat mereka terperangkap memiliki celah yang mengalirkan oksigen. Namun, peluang ini terbatas, sekitar satu pekan. Selain masalah oksigen, ada juga potensi kematian akibat kelaparan.

"Jika kondisi seperti itu, kemungkinan bertahan hidup hingga satu minggu," tambahnya.

Zaenuri juga menyatakan bahwa jika tidak ada suplai oksigen dari luar, peluang bertahan hidup akan tergantung pada cadangan oksigen yang tersisa dan luasnya area di mana para korban terperangkap.

"Jika tidak ada pasokan oksigen dari luar, maka semuanya tergantung pada oksigen yang masih ada di dalam ruangan yang tertutup," lanjutnya. Selain itu, luasnya ruang di mana para korban terperangkap juga akan mempengaruhi seberapa lama mereka dapat bertahan.

Jika ruangannya sangat sempit dan dihuni oleh delapan orang korban, maka bisa saja kematian terjadi dalam hitungan menit atau jam. Ia juga menjelaskan bahwa fungsi blower yang biasa digunakan para penambang emas tidak berfungsi untuk memasok oksigen, melainkan hanya untuk menggerakkan udara.

"Peluang bertahan hidup sepertinya sangat kecil, kecuali jika saluran udara tidak sepenuhnya tertutup oleh air," tegasnya.

Kecelakaan tambang emas ilegal tersebut menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. Semoga para korban mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga mereka diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. 

Baca Juga : Korban Pemerkosaan di Jambi Ditagih Pungli Saat Lapor ke Polisi