Part 2: Fahd A Rafiq Bicara Soal Perang Dunia, Cold War, Hingga Invasi Rusia Ke Ukraina
Pada bagian sebelumnya telah dibahas sekilas tentang perang dunia I, II dan Cold War, kali ini Fahd A Rafiq berbicara soal awal mula invasi Rusia ke Ukraina.
Ahmad Sofyan (Kontributor) - Pada bagian sebelumnya telah dibahas sekilas soal perang dunia I, II dan Cold War, kali ini Fahd A Rafiq berbicara terkait awal mula Invasi Rusia ke Ukraina.
"Negara Ukraina dengan Zelensky yang keturunan minoritas Yahudi populasinya hanya 200.000 jiwa, sedangkan total populasi warga Ukraina ialah 40 juta jiwa. Zelensky menjadi presiden ukraina diduga dibantu oleh NATO dan Amerika. sehingga saat ini Ukraina mendaftarkan diri menjadi anggota NATO dan membuat Rusia marah.” ungkap Ketua Umum DPP Bapera, pada Rabu, (5/10).
Fahd A Rafiq menambahkan, "Dari sini kita mulai paham mengapa Rusia menggunakan kekuatan muslim yaitu tentara Suriah dan pasukan Chechnya? Karena ideologi mereka juga anti Yahudi, mereka sangat paham perang kota atau urban war. Secara kampanye Putin miring ke dunia Islam. Negara timur tengah termasuk negara Asia Selatan dan Asia tenggara. Blok Arabia, Turki, blok Persia, Iran, Iraq, Pakistan, India, Bangladesh sampai Indonesia terus dipromosikan semangat Ura nya".
“Diantara kekuatan Rusia versus NATO ada negara yang selalu main cantik yaitu Tiongkok. Di dalam negeri Tiongkok, putin sangat diagungkan, perjuangannya melawan New World Order Amerika dan NATO dibela dan didukung penuh oleh seluruh media Tiongkok.” ucap Fahd A Rafiq
“Bahkan perdagangan dengan rusia terus ditingkatkan dalam beberapa bulan terakhir, terutama energi. Dan Tiongkok bertransaksi menggunakan Rubel sebagai solidaritas pertemanan yang sangat dekat,” lanjutnya.
Fahd A Rafiq menambahkan bila sebelum menyerang Ukraina, Putin berbicara 4 mata dengan waktu yang cukup lama dengan Xi Jinping pada Olimpiade musim dingin di Beijing sekitar awal Februari 2022.
Ternyata beberapa hari kemudian Putin menyerang Ukraina, setelah mendapat Go Ahead dari Xi jinping. Dunia baru tahu bila hubungan mereka sangat akrab di acara olimpiade musim dingin Beijing tersebut.
Seperti yang kita ketahui, dalam cita-cita New World order tidak boleh ada perang dunia ketiga, transaksi wajib menggunakan Dollar, kemudian Euro digunakan sebagai Currency nomor dua di dunia yang memang Amerika dan sekutu barat mainkan.
Baca Juga : Part 1: Fahd A Rafiq Bahas Perang Dunia, Cold War Hingga Invasi Rusia Ukraina
"Setelah Uni Soviet bubar, Amerika menciptakan musuh, sebab manajemen bernegara USA adalah enemy centric. Dengan adanya Enemy negaranya selalu waspada. Itu semua dalam dagang disebut create demand. Tanpa perang atau tanpa musuh demand akan persenjataan dan teknologi jadi males malesan tumbuhnya, namun dengan adanya musuh, maka kita jadi waspada dan selalu diburu buru agar lebih siap dan lebih cepat. Lambat tumbuh kalau tanpa target, tanpa kompetisi. Penting itu ada musuh bersama ada yang ditakuti, ada gairah untuk menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut. Jika tidak ada musuh, semua teman politik dunia bebas aktif habis loh kita di libas” ucap Fahd A Rafiq.
Fahd A Rafiq menegaskan, pada tahun 90 an ketika Amerika tidak memiliki lawan, mulailah diciptakan lawan baru. Belasan orang di Pentagon membangun pemahaman Salafi Jihadi, yang kemudian ditanam ideologi tersebut di selatan Jazirah Arabia, suriah hingga Iraq wilayah tersebut dinamakan Syam.
“Mereka awalnya adalah Hornet Nest saja untuk melindungi Israel dan kepentingan Amerika akan dunia perminyakan di timur tengah. Jadi niat awalnya Amerika itu harus punya musuh dan setelah aliran komunis musnah maka ideologi Islam garis keras dijadikan mainan mereka selanjutnya. Sekali lagi tadinya hanya Hornet nest strategi, namun ketika Amerika terus membuat perang di negara minyak tersebut, mereka akhirnya melawan Amerika dengan kampanye ideologi Islam melawan Amerika. Dimana mana kobaran perangnya adalah Islam diperangi Amerika. Amerika sadar kesalahan ini puncaknya ketika twin tower diserang Al Qaeda. Amerika terlambat menyadari bahwa ciptaannya akan musuh bersama adalah Islam garis keras teroris yang Amerika promosikan, terlambat, salah kaprah dan membuat ambyar islamophobia di dunia sudah tercipta” tutur Fahd A Rafiq.
“Sekarang dunia Islam beda dengan dunia selama perang dingin. Dunia Islam sudah tarik garis dengan Amerika, mereka tarik garis tebal. Anti Amerika dan banyak belahan dunia jadi alergi dengan Islam. Terutama kaum barat kulit putih dan Amerika. Mereka sadar namun Telat, damage already done kerusakan sudah dibuatnya” sambung Fahd A Rafiq.
“Kemudian ada telat berikutnya, ketika asik berperang di timur tengah dengan menghabisi harta emas, dan minyak, Tiongkok bermain halus dengan strategi Deng Xiaoping (seorang pemimpin revolusi dalam Partai Komunis Tiongkok) di awal sekitaran tahun 80 an dan puncaknya di olimpiade Beijing, Amerika tersentak” tegas Fahd A Rafiq.
“Urusan belum selesai dengan terorisme yang di frame agama Islam sebagai musuh ekonomi muncul dengan senjata obornya Yaitu Belt Road Initiative (BRI),” tutup Fahd A Rafiq.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Sejak Dulu Ekonomi Dan Militer Itu Saling Melengkapi
Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)