NTT Diisolasi Akibat Wabah Rabies
NTT menghadapi peningkatan kasus rabies yang mengkhawatirkan, sehingga Pulau Timor diisolasi sementara untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Baca artikel ini untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi wabah rabies di NTT!
BaperaNews - Terjadi peningkatan kasus rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kini NTT harus diisolasi sementara waktu untuk mencegah rabies tersebar makin meluas dan mencegah korban jiwa. Kasus wabah rabies NTT akibat gigitan anjing sebelumnya terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang pun langsung menutup Pulau Timor dari kegiatan lalu lintas hewan pembawa rabies seperti kucing, anjing, dan kera. Penutupan dilakukan sejak hari Selasa (305) lalu baik itu lewat jalur udara, darat, dan laut di dalam negeri dan lintas batas negara.
“Instruksi untuk menutup Pulau Timor ini dari lalu lintas hewan pembawa wabah rabies NTT dilakukan di semua jalur baik itu udara, laut, dan darat di dalam negeri maupun lintas batas negara” tutur Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu hari Minggu (4/6).
Hewan Pembawa Rabies (HPR) yang masuk ataupun keluar dari Pulau Timor dilarang sementara waktu, hal ini untuk menjaga agar wabah rabies NTT ini tidak menyebar ke tempat lain ataupun wilayah tetangga NTT. Penutupan melalui isolasi pulau NTT dilakukan sampai muncul keputusan dari Kawasan Karantina Rabies Kementerian Pertanian.
Baca Juga : Kementan Isolasi Wilayah di Batam Usai Adanya Virus Demam Babi Afrika
12 Ekor Anjing Rabies Ditemukan dalam Beberapa Hari
Bupati Egusem Pieter menyampaikan sudah ada 12 anjing rabies ditemukan dalam beberapa hari terakhir. “Ada 11 ekor di desa Fenun dan 1 ekor di Fatulunu. Anjing tersebut anjing liar dan diduga terinfeksi rabies” tutur Pieter.
Anjing-anjing tersebut telah dibunuh oleh warga. Per hari Kamis (1/6) pukul 18.00 WIB dilaporkan ada 28 desa di 11 kecamatan yang melaporkan adanya kasus gigitan anjing diduga terinfeksi rabies. Jumlah yang terkena gigitan anjing rabies ada 107 kasus dan hari sebelumnya 72 kasus. Artinya ada 35 kasus baru.
Ada 107 Kasus Gigitan Rabies, 13 Dirawat, 1 Tewas
Dalam 107 kasus gigitan anjing rabies tersebut, berdampak temuan gejala rabies pada 13 manusia. Sebelumnya 10 manusia, artinya dalam sehari ada penambahan 3 kasus manusia terdampak rabies. Darei 107 kasus gigitan rabies itu, 13 orang bergejala rabies dirawat di Puskesmas, 105 menjalani rawat jalan, dan 1 orang meninggal dunia.
Kasus wabah rabies di Timor Tengah Selatan ini bermula dari pengujian 2 organ ekor anjing yang diperkirakan positif rabies. Kasus telah menelan 1 orang korban jiwa yakni AB (45) warga Desa Fenun, Amanatun Selatan.
Wabah rabies di Timor Tengah Selatan kini telah dinyatakan sebagai kasus luar biasa (KLB) oleh Bupati Egusem Pieter sejak hari Selasa (30/5) sehingga keputusan untuk isolasi pulau NTT memang dianggap bisa lebih efektif.
Baca Juga : Viral Bocah 5 Tahun Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Apa Gejalanya?