Krisis Air Bersih Melanda Gili Ketapang, Warga Berebut Air di Pelabuhan
Krisis air bersih melanda Gili Ketapang, Probolinggo, setelah pipa PDAM bawah laut putus. BPBD mengirimkan bantuan air, namun kebutuhan warga masih belum tercukupi.
BaperaNews - Krisis air bersih melanda Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, setelah pipa PDAM bawah laut yang mengalirkan air ke pulau tersebut putus akibat tersangkut jangkar kapal.
Akibatnya, lebih dari 10.000 warga pulau harus menghadapi keterbatasan air bersih yang memuncak dalam tiga minggu terakhir.
Untuk mengatasi krisis ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mengirimkan bantuan air bersih setiap hari menggunakan kapal penyebrangan tradisional.
Namun, meskipun air bersih terus didistribusikan, jumlah yang tersedia masih jauh dari mencukupi kebutuhan warga.
"Kami sangat kesulitan. Sudah tiga minggu seperti ini. Setiap kali ada pengiriman air, kami harus berebut untuk mendapatkannya," kata Asinan, seorang warga Gili Ketapang, Selasa (3/12).
Ia menyatakan bahwa persaingan untuk mendapatkan air seringkali membuat suasana di dermaga menjadi sangat padat.
Ribuan warga menyambut kedatangan kapal yang membawa air bersih dengan antusias. Dalam hitungan menit, ribuan karton air kemasan yang dikirimkan langsung habis diborong.
Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Syarif, menyebut pihaknya telah mengerahkan berbagai upaya untuk meringankan beban warga.
"Kami mengirimkan antara 6.000 hingga 24.000 liter air bersih setiap harinya dengan menyewa kapal tugboat. Sementara itu, perbaikan pipa PDAM yang putus sedang kami percepat agar krisis ini segera teratasi," ujar Oemar.
Baca Juga : Warga Jakarta Akan Dilarang Ambil Air Tanah untuk Cegah Penurunan Permukaan
Kerusakan pipa PDAM bawah laut yang menjadi sumber masalah utama ini memerlukan perbaikan teknis yang tidak dapat dilakukan secara instan.
Tim teknis PDAM terus bekerja untuk memperbaiki pipa, tetapi proses tersebut membutuhkan waktu dan kesabaran.
Hingga kini, distribusi air bersih yang dilakukan BPBD menjadi solusi sementara. Kapal tugboat yang membawa air mengantarkan pasokan air langsung ke dermaga pulau, tempat warga menunggu dengan harapan besar.
Namun, kebutuhan air untuk aktivitas harian seperti memasak, mandi, dan mencuci tetap menjadi tantangan utama.
Selain distribusi air bersih, pihak pemerintah daerah juga berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan ini.
Alternatif seperti penyediaan sumur bor atau penggunaan teknologi desalinasi air laut menjadi wacana untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap pipa bawah laut.
Sementara itu, warga Gili Ketapang harus bertahan dengan keterbatasan yang ada.
"Kami sangat berharap pipa segera diperbaiki, karena air adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda," ujar seorang warga lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Baca Juga : Kini Gunakan Air Tanah dari Sumur Wajib Lapor ke Kementerian ESDM!