Siswa SMP di Banyuwangi Dibully Kakak Kelasnya Hingga Tulang Retak

Seorang siswa SMP di Banyuwangi mengalami dua kali penganiayaan oleh kakak kelasnya. Baca selengkapnya di sini!

Siswa SMP di Banyuwangi Dibully Kakak Kelasnya Hingga Tulang Retak
Siswa SMP di Banyuwangi Dibully Kakak Kelasnya Hingga Tulang Retak. Gambar : Dok. Detikcom

BaperaNews - Fenomena pembullyan di lingkungan sekolah kembali mencuat. Seorang siswa SMP di Banyuwangi berinisial RDA menjadi korban penganiayaan oleh kakak kelasnya, bukan sekali tetapi dua kali, yang mengakibatkan retak tulang tangan dan beberapa luka lainnya. 

Menurut Kholifah Yuliani, ibu dari RDA, kasus penganiayaan pertama terjadi saat RDA pergi ke toilet sekolah bersama rekannya. Di sana, siswa SMP ini dihadang oleh seorang pembully yang ternyata adalah kakak kelasnya.

"Anak saya diajak ke belakang kelas dan dianiaya berkali-kali," ungkap Kholifah.

Setelah mengalami penganiayaan di sekolah, RDA menelepon ibunya untuk dijemput. Kholifah baru tahu mengenai aksi bullying itu setelah bertemu dengan anaknya dan mendengar ceritanya. Ia segera menghubungi guru wali kelas untuk menceritakan kejadian tersebut.

Namun, sebelum tindakan dapat diambil oleh pihak sekolah, RDA kembali menjadi korban penganiayaan oleh pelaku yang sama.

Baca Juga: Viral! Siswa SMP di Cilacap jadi Korban Perundungan Kakak Kelasnya

Kejadian kedua berlangsung saat RDA baru saja menyelesaikan salatt Jumat di sebuah masjid. Dengan niat baik, siswa SMP ini ingin berdamai dan mengajak si pembully untuk berbicara. Namun, pertemuan tersebut malah berakhir dengan kekerasan.

"Saat bertemu pelaku, RDA diajak ke tempat di sekitar Gedung Wanita Banyuwangi. Di sana, anak saya dianiaya lebih parah lagi. Kepalanya bahkan diinjak-injak," jelas Kholifah.

Alasan yang diberikan oleh pembully atas tindakan kekerasannya cukup sepele. Ia mengaku merasa tidak nyaman dengan cara RDA menatapnya. Padahal, menurut Kholifah, anaknya tidak memiliki niat buruk apa pun.

Mendengar peristiwa tragis ini, Kholifah telah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Banyuwangi. Dia berharap anaknya, siswa SMP yang dianiaya itu, bisa mendapatkan keadilan hukum.

Kejadian siswa smp dibully ini kembali menegaskan urgensi untuk melawan budaya pembullyan, khususnya di lingkungan pendidikan. Kasus pembullyan ini menyoroti pentingnya edukasi tentang anti-bullying di lingkungan sekolah. Kekerasan antar pelajar, khususnya siswa SMP, bukan hanya berdampak fisik, tetapi juga psikologis, yang bisa mempengaruhi masa depan mereka.

Baca Juga: Bocah Dianiaya Hingga Busung Lapar oleh Ayah kandung, Ibu, dan Nenek Tirinya