Kondisi Udara Jakarta-Tangsel Ancam Pernapasan, Dokter Paru: Rutin Cek Kesehatan
Kualitas udara di Tangerang dan Jakarta saat ini disebut sedang kurang bagus untuk kesehatan, bahkan mengancam saluran pernapasan.
BaperaNews - Kualitas udara di Tangerang dan Jakarta dinyatakan buruk alias tidak sehat dalam beberapa bulan terakhir. Indek kualitas udara di kawasan tersebut menurut IQ Air mencapai 211 per Minggu (28/5) pukul 06.00 WIB yang artinya sangat tidak sehat.
Sehari sebelumnya yakni pada Sabtu (27/5) pukul 08.00 WIB kondisi udara di Jakarta tidak sehat di angka 161, di Tangerang Selatan sangat tidak sehat di angka 218.
Bukan tidak mungkin beberapa hari kedepan indeks tersebut juga tidak membaik mengingat kondisi penyebab polusi di Jakarta dan Tangerang masih tetap ada dan belum teratasi.
Kondisi udara di Jakarta yang buruk ini tidak berbeda dengan kawasan sekitar Jakarta yang juga selalu berada di level tidak sehat ditandai dengan langit berwarna kegelapan seperti berkabut.
Warna gelap tersebut berasal dari asap kendaraan, asap pabrik, hingga limbah udara lainnya. Kondisi udara di Jakarta dan Tangerang ini jelas beresiko untuk pernapasan.
Dokter spesialis paru dr Erlang Samoedro Sp.P FISR dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mewanti-wanti agar warga memeriksa secara mandiri dan rutin tentang kondisi udara di Jakarta sekitar wilayah tinggalnya, sebagai bentuk proteksi juga dihimbau untuk memakai masker di luar ruangan.
“Untuk pencegahan disarankan hindari polusi ketika sedang beraktivitas di saat jam-jam polusi tidak tinggi. Kalau terpaksa tidak bisa dihindari bisa memakai masker” ujar dr Erlang hari Sabtu (27/5).
Baca Juga : Kualitas Udara Jakarta Membaik Sejak Libur Lebaran, Tapi Kok Masih Panas?
Efek Polusi Pada Kesehatan Pernapasan
Dr Erlang melanjutkan, polusi udara atau kondisi udara yang buruk beresiko besar pada kesehatan pernapasan seseorang dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangka pendeknya ialah terkena ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas dan jangka panjang bisa ke penyakit jantung atau kardiovaskular.
“Efek jangka pendek meningkatkan resiko ISPA dan pneumonia terutama pada kalangan rentan seperti orang tua, orang dengan komorbid, dan anak bayi. Sedangkan jangka panjangnya meningkatkan resiko terjadi penyakit paru kronik, kanker, jantung, stroke, dan lainnya” pungkas dr Erlang.
Maka bagi warga Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya dihimbau untuk memperhatikan kualitas udara secara mandiri salah satunya dengan memeriksa melalui IQ Air.
Sebisa mungkin hindari aktivitas di luar ruangan, namun jika tidak memungkinkan dan harus keluar rumah, memakai masker ialah yang terbaik. Jangan lupa maksimalkan imun dari dalam dengan makan makanan bergizi dan minum air putih dalam jumlah cukup.
Baca Juga : Benua Asia Lagi Dilanda Cuaca Panas Ekstrim, Bangladesh Paling Hot!