Kisah Tunanetra Raih Sarjana Informatika, Buta Total Tak Jadi Hambatan
Tunanetra bernama Aris Yohanes berhasil meraih sarjana informatika di Indonesia. Ini bukti bahwa tunanetra mampu apabila diberikan ruang dan kesempatan.
BaperaNews - Aris Yohanes (37), tunanetra dengan kondisi buta total yang berhasil menjadi wisudawan pertama Sarjana Informatika di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Catatan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni).
Aris Yohanes sudah bercita-cita ingin jadi programmer sejak umurnya 11 tahun, ia adalah salah satu dari 50 tunanetra yang menempuh pendidikan tinggi dengan berbagai jurusan di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.
Ketika ditemui di SLB (Sekolah Luar Biasa) Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan Juli 2022 lalu, Aris sedang mengajar delapan orang siswanya yang juga tunanetra tentang materi memproduksi siniar (podcast).
Saat itu, para siswanya sedang sibuk belajar di ruang perpustakaan sekolah, lalu ia sibuk menyunting suara di laptopnya. “Saya menyisipkan hal-hal yang sedang booming di market, harapannya berguna, setelah lulus mereka bisa pakai itu, bisa menyokong dalam pekerjaan, jadi wirausaha, atau mungkin konten kreator” ujarnya.
Sebagai seorang tunanetra yang tidak bisa melihat, Aris paham sulitnya orang-orang seperti dirinya mendapat akses masuk ke pendidikan tinggi atau dunia kerja Indonesia yang belum inklusif bagi para penyandang disabilitas.
Baca Juga : Rebutan HP, Balita 4 Tahun Tewas Jatuh Dari Lantai 11 Rusun Cakung
Oleh sebab itu, ia ingin murid-muridnya punya keterampilan khusus terutama di bidang TIK untuk jadi bekal di masa depan. “Ditambah lagi persaingan ke depan itu sangat ketat, kalau siswa saya malas belajar hal baru, mereka nanti akan kalah” tuturnya.
Di ruang perpustakaan tersebut, Aris Yohanes dulunya bekerja sebagai seorang pustakawan selama bertahun-tahun untuk menyambung hidup hingga ia bisa berkuliah. Baru setelah diwisuda pada Juli 2022, ia menjadi pengajar di SLB Pembina Nasional.
Di luar jam kerja, Aris menghabiskan waktunya dengan mengembangkan aplikasi yang bisa mendukung kebutuhannya. Salah satunya, untuk pribadi yang membantunya menghafal kosakata Bahasa Inggris.
“Saya sedang punya target untuk mengejar beasiswa ke luar negeri, tapi saya ada kelemahan Bahasa Inggris, sehingga saya harus cari solusinya untuk diri sendiri” imbuhnya.
Meski tidak bisa melihat, Aris Yohanes telah hafal letak-letak tombol yang ia perlu di laptop atau komputer untuk menjalankan pekerjaannya, ia tetap semangat belajar meski seringkali mendapat ketidakpercayaan dari orang-orang, banyak yang menganggap orang buta (tunanetra) tidak akan bisa menjadi programmer yang kini dipatahkan olehnya.
Aris Yohanes berusaha sejak masih muda, bahkan ketika SMA, ia sudah berhasil membuat situs yang banyak pengunjungnya, kini ia akan tetap mengejar cita-citanya untuk mendapat pendidikan lebih tinggi dan jadi seorang programmer hingga ke jenjang internasional.
Baca Juga : Kakek Pemulung Beli Mobil Cash Untuk Pulkam! Kisahnya Bikin Haru