Khaled Meshaal Ambil Alih Kepemimpinan Hamas Setelah Yahya Sinwar Gugur

Khaled Meshaal kembali memimpin Hamas setelah Yahya Sinwar gugur dalam serangan udara Israel. Simak selengkapnya disini!

Khaled Meshaal Ambil Alih Kepemimpinan Hamas Setelah Yahya Sinwar Gugur
Khaled Meshaal Ambil Alih Kepemimpinan Hamas Setelah Yahya Sinwar Gugur. Gambar : Dok. id.wikipedia.org

BaperaNews - Khaled Meshaal, mantan kepala biro politik Hamas, kembali memimpin organisasi tersebut setelah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, tewas dalam serangan udara Israel selama eskalasi konflik di wilayah tersebut.

Pergantian kepemimpinan ini terjadi di tengah periode krusial ketika ketegangan antara Israel dan Hamas terus meningkat.

Meshaal dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam Hamas dan sebelumnya memimpin dari luar negeri, termasuk Qatar, guna menghindari ancaman dari Israel.

Kembali ke posisi pucuk pimpinan setelah kematian Sinwar menunjukkan bahwa Meshaal akan terus memainkan peran strategis dalam pengambilan keputusan organisasi.

Baca Juga : Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Meninggal Dunia Dibunuh Israel

Situasi Gaza Pasca Kematian Yahya Sinwar

Gaza, yang menjadi pusat operasi Hamas, kini berada dalam situasi tegang setelah kematian Yahya Sinwar. Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007, adalah salah satu kelompok perlawanan paling berpengaruh di Palestina, yang sering terlibat dalam konflik dengan Israel.

Kematian Sinwar merupakan pukulan signifikan bagi Hamas, mengingat perannya yang penting dalam mengatur strategi militer serta pengaruhnya di kalangan faksi bersenjata di Gaza.

Sinwar memainkan peran kunci dalam memperkuat kekuatan militer Hamas dan menjaga hubungan dengan Iran serta kelompok-kelompok militan lainnya di Timur Tengah. Dengan meninggalnya Sinwar, Hamas diperkirakan akan terus berupaya mempertahankan kekuasaannya di Gaza di bawah kepemimpinan baru.

Dampak bagi Politik Palestina

Kembalinya Khaled Meshaal ke tampuk kekuasaan menandakan Hamas akan terus berperan besar dalam politik Palestina, terutama dalam hubungannya dengan Israel dan Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Hamas telah lama berbeda pandangan ideologis dan strategi dengan Fatah, partai politik yang memerintah di Tepi Barat di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas.

Meshaal, yang memiliki pengalaman luas dalam diplomasi internasional, diperkirakan akan membawa kembali gaya kepemimpinan yang lebih fokus pada diplomasi dan hubungan luar negeri, sembari mempertahankan sikap tegas terhadap Israel.

Tantangan ke depan bagi Meshaal termasuk menjaga kesatuan internal Hamas serta mengatasi tantangan ekonomi dan sosial di Gaza, yang terus berada di bawah blokade Israel.

Baca Juga : Makin Kejam! Israel Siksa Warga Palestina dengan Penyakit Kudis