Kementerian PUPR Akan Bangun Rumah Khusus Dengan Teknologi 3D!
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana untuk membangun rumah khusus menggunakan teknologi cetak tiga dimensi atau Teknologi 3D printing. Simak informasi lengkapnya!
BaperaNews - Teknologi cetak tiga dimensi atau Teknologi 3D printing akan dipakai oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah khusus. Dilansir dari akun Facebook resmi Kementrian PUPR pada hari Jumat 26 Februari 2022, disebutkan pada awal tahun 2021 Kementrian PUPR bersama sejumlah mitra bisnisnya sudah melakukan uji coba pada teknologi 3D tersebut untuk membangun sebuah rumah tapak di Yogyakarta.
“3D Printing yang kita terapkan tentu akan mendorong percepatan pembangunan perumahan karena bisa lebih efisien dalam hal waktu mengerjakan, tenaga kerja, dan juga biayanya” bunyi keterangan resmi tersebut.
Teknologi 3D printed sendiri ialah teknologi untuk membangun rumah dengan memakai alat cetakan super besar yang bisa menghasilkan bangunan sebesar rumah, teknologi ini sudah berkembang pesat di beberapa negara seperti China dan Jepang.
Sedangkan di Eropa, sudah banyak dimanfaatkan untuk membangun bangunan berbagai bidang seperti kesehatan dan arsitektur. Inovasi ini pn terus berproses untuk bisa memenuhi kebutuhan tempat tinggal masyarakat yang populasinya terus bertambah.
Baca Juga : Resmi! Bayar SPT Tahunan Bisa Melalui E-Filing
Bangunan dengan teknologi 3D ini dibuat dari semen sebagaimana rumah yang dibangun oleh pekerja bangunan, bedanya, terdapat robot 3D printing yang mencetak desain rumah, proses pembangunan rumah pun bisa selesai dalam waktu sangat cepat, di Mexico, hanya butuh waktu 24 jam untuk membuat 1 buah rumah dengan teknologi canggih ini.
Pembangunan rumah dengan teknologi 3D Printing seperti yang sudah dilakukan Kementrian PUPR di Yogyakarta, ternyata juga jauh lebih hemat biayanya, rumah dengan dua kamar tidur hanya menghabiskan biaya Rp 142 juta, namun untuk ke depannya, setelah terus dilakukan pengembangan, diperkirakan biaya bisa lebih hemat setara Rp 57 juta saja.
Untuk ketahanannya sendiri cukup lama, 50 – 60 tahun, namun untuk bahan kayu perlu perawatan ekstra. Rumah dari 3D printing juga lebih ramah lingkungan, ukurannya yang kecil tidak membutuhkan banyak lahan, di Italia, rumah 3D printing dibuat dari limbah sekam dan lumpur untuk tempat akomodasi sementara, misalnya membuat rumah untuk tempat tinggal sementara para korban bencana alam.
Tentunya jika terus dikembangkan di Indonesia, pembangunan rumah bisa lebih cepat dan hemat, namun Kementrian PUPR masih terus mempelajarinya bersama sejumlah mitra bisnisnya.
Baca Juga : Simak! Perkembangan Program Listrik Tambahan Untuk Maluku