Kebakaran Hebat di Hutan Australia Hingga 74 Ribu Hektare, Seluas Singapura
Kebakaran hutan di Victoria, Australia, melahap 74.000 hektare lahan, memicu evakuasi massal. Cuaca ekstrem dan angin kencang perburuk situasi, ancam nyawa dan properti.
BaperaNews - Kebakaran hutan besar melanda negara bagian Victoria di Australia, menghanguskan lebih dari 74.000 hektare lahan, setara dengan luas negara Singapura.
Kondisi cuaca ekstrem yang ditandai dengan suhu mencapai 37 derajat Celsius dan angin kencang membuat situasi semakin sulit dikendalikan.
Pihak berwenang telah memperingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi kebakaran yang lebih luas.
Kepala Pemadam Kebakaran Victoria mengimbau warga di daerah pinggiran untuk segera menghindari perjalanan yang tidak mendesak dan, jika perlu, mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Kondisi kebakaran berbahaya ini akan terus berlangsung hingga Sabtu. Kebakaran baru bisa saja muncul kapan saja dan segera menjadi ancaman besar," kata Deputi Perdana Menteri Victoria, Ben Carroll, dalam konferensi pers pada Selasa (24/12).
Salah satu kebakaran terbesar yang belum berhasil dikendalikan terjadi di Taman Nasional Grampians, yang telah membakar lebih dari 55.000 hektare lahan.
Menurut Komisaris Manajemen Darurat Victoria, Rick Nugent, api mengancam berbagai properti perumahan yang berada di sekitar kawasan kebakaran.
"Saya tidak akan terkejut jika ada rumah yang hancur dalam waktu dekat. Namun, kami pastikan bahwa pemadam kebakaran terus berupaya semaksimal mungkin untuk melindungi nyawa dan properti warga," ungkap Nugent pada Kamis (26/12).
Peringatan darurat telah dikeluarkan untuk kota kecil Mafeking, yang terletak sekitar 260 kilometer sebelah barat Melbourne.
Pemadam kebakaran mendesak warga setempat untuk segera mencari perlindungan di tempat penampungan dalam ruangan karena situasinya sudah terlalu berbahaya untuk evakuasi.
"Anda dalam bahaya dan harus segera bertindak untuk menyelamatkan diri," demikian bunyi peringatan resmi dari otoritas pemadam kebakaran.
Sekitar 100 personel tambahan dari berbagai negara bagian di Australia telah dikerahkan ke Victoria untuk membantu mengendalikan kebakaran.
Selain itu, beberapa pesawat pengebom air juga dikerahkan untuk mendukung upaya pemadaman di wilayah yang sulit dijangkau.
Baca Juga : Kebakaran Hutan di Jambi, Seluas 927 Hektare Terbakar
Namun, tantangan utama adalah cuaca yang terus berubah, dengan angin kencang yang mempersulit upaya pengendalian api.
Negara bagian South Australia dan New South Wales juga berada dalam status waspada tinggi.
Gelombang panas dan risiko kebakaran di wilayah tersebut telah dibandingkan dengan kebakaran “Black Summer” yang terjadi pada 2019-2020.
Kebakaran itu menghanguskan 104 kilometer persegi lahan dan menewaskan 33 orang, meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Australia.
Gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim disebut sebagai salah satu faktor utama penyebab kebakaran hutan yang semakin sering dan intens di Australia.
Vegetasi yang kering dan angin kencang menciptakan kondisi yang ideal bagi api untuk menyebar dengan cepat.
Selain kerusakan lingkungan, kebakaran ini juga membawa dampak signifikan terhadap kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Sejauh ini, meski belum ada laporan kerusakan rumah di sekitar Taman Nasional Grampians, risiko terhadap properti dan nyawa tetap tinggi.
Pihak berwenang mengingatkan warga untuk selalu memantau informasi terbaru dan mengikuti instruksi dari pemadam kebakaran.
Dengan ancaman kebakaran yang terus meningkat, pemerintah Victoria telah memperkuat langkah-langkah antisipasi, termasuk mendirikan pos-pos darurat dan menyediakan tempat penampungan bagi warga yang terdampak.
Deputi Perdana Menteri Victoria, Ben Carroll, menyatakan bahwa upaya kolaboratif dari berbagai pihak menjadi kunci untuk mengatasi krisis ini.
"Kami memahami betapa sulitnya situasi ini bagi warga yang terdampak. Semua pihak, dari petugas pemadam kebakaran hingga relawan, bekerja tanpa henti untuk melindungi masyarakat dan lingkungan," ujar Carroll.
Baca Juga : Prancis Dilanda Kebakaran Hutan, Sebagian Situs Warisan Unesco