Kakek 69 Tahun Lompat ke Laut Karena Anak Tak Mau Jemput di Pelabuhan Mamuju

Seorang kakek berusia 69 tahun dilaporkan melompat dari KM Laskar Pelangi karena kecewa anak tidak mau menjemput dirinya di Pelabuhan Mamuju.

Kakek 69 Tahun Lompat ke Laut Karena Anak Tak Mau Jemput di Pelabuhan Mamuju
Kakek 69 Tahun Lompat ke Laut Karena Anak Tak Mau Jemput di Pelabuhan Mamuju. Gambar : Dok. Detik

BaperaNews - Peristiwa tragis terjadi di perairan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, ketika seorang pria lanjut usia bernama Hernis, berusia 69 tahun, dilaporkan melompat dari KM Laskar Pelangi yang tengah berlayar menuju Pelabuhan Mamuju pada Selasa (8/10) pukul 22.09 WITA. 

Korban, yang melakukan perjalanan dari Kariangau, Balikpapan, diduga mengalami tekanan emosional karena anaknya menolak menjemputnya di pelabuhan. 

Kejadian ini menjadi sorotan publik, dan pihak berwenang kini tengah melakukan pencarian terhadap korban yang hingga saat ini masih belum ditemukan.

Menurut keterangan Kasi Humas Polresta Mamuju Ipda Herman Basir, kejadian bermula ketika KM Laskar Pelangi sedang dalam perjalanan menuju Mamuju.

Pada pukul 22.09 WITA, Hernis dilaporkan melompat ke laut, sebuah tindakan yang dilihat oleh beberapa penumpang yang berada di dek kapal. Kapal tersebut kemudian tiba di Pelabuhan Mamuju sekitar pukul 23.30 WITA, satu setengah jam setelah peristiwa tersebut terjadi.

Sebelum aksi nekat itu, Hernis sempat berbagi cerita kepada beberapa penumpang mengenai kekecewaannya terhadap anaknya yang menolak menjemputnya di pelabuhan.

Pengakuan dari para saksi menunjukkan bahwa korban sangat terpengaruh secara emosional akibat permasalahan keluarga tersebut.

Pernyataan ini diperkuat dengan hasil interogasi saksi yang mengatakan bahwa tindakan tersebut kemungkinan besar adalah upaya bunuh diri yang dipicu oleh rasa sakit hati.

Berdasarkan keterangan lebih lanjut dari Ipda Herman Basir, sebelum melompat, korban duduk di dek atas kapal sambil mengulangi kata-kata yang mengindikasikan perasaan sakit hati terhadap anaknya.

“Tidak apa-apa, sabar-sabar, anak durhaka,” demikian kata-kata yang dilaporkan diucapkan korban berulang kali.

Beberapa saksi mata juga mengungkapkan bahwa korban terlihat terus mengelus dada sebelum akhirnya melompat ke laut. Pernyataan ini membuat dugaan bahwa motif bunuh diri didorong oleh konflik keluarga semakin kuat.

Menanggapi insiden tersebut, pihak Kepolisian dan Basarnas Mamuju langsung menurunkan tim SAR gabungan untuk melakukan pencarian di lokasi sekitar tempat korban melompat.

Baca Juga : Viral! Pria Diduga Hendak Bunuh Diri di Tengah Rel Kereta Api Depok

Humas Kantor Basarnas Mamuju, Devis, menyampaikan bahwa pencarian hari pertama yang dilakukan pada Rabu (9/10) belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaan korban. 

"Hasil pencarian di hari pertama nihil," ujar Devis pada Kamis (10/10). Upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR dengan harapan dapat menemukan korban, baik dalam keadaan selamat atau untuk keperluan evakuasi lebih lanjut.

Selain upaya pencarian di perairan, pihak kepolisian juga telah mengamankan barang-barang pribadi milik korban yang ditemukan di kapal, seperti tas, kartu ATM, dan beberapa barang lainnya.

Barang-barang tersebut kini diamankan di pos polisi Pelabuhan Mamuju sebagai bagian dari proses penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa ini.

Detik-detik sebelum korban melompat juga terekam oleh CCTV yang terdapat di KM Laskar Pelangi. Dalam rekaman tersebut, sejumlah penumpang terlihat mengarahkan pandangan mereka ke laut di mana korban melompat.

Rekaman ini turut memperkuat kesaksian yang menyatakan bahwa korban sengaja mengakhiri hidupnya dengan melompat dari kapal. 

Tidak adanya upaya untuk mencegah tindakan ini juga menjadi perhatian dalam peristiwa tragis tersebut, mengingat bahwa korban sempat duduk merenung sendirian sebelum mengambil keputusan fatal itu.

Kasus ini membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga hubungan keluarga dan merawat komunikasi yang baik di antara anggota keluarga.

Konflik emosional yang berkepanjangan dan perasaan diabaikan oleh orang terdekat dapat berdampak besar pada kesehatan mental, terutama bagi mereka yang berusia lanjut dan rentan secara emosional. 

Peristiwa ini menekankan pentingnya memperhatikan kondisi psikologis anggota keluarga serta upaya pencegahan melalui komunikasi yang terbuka.

Pihak Basarnas dan kepolisian berencana untuk melanjutkan pencarian dengan metode yang lebih intensif, termasuk mengerahkan lebih banyak personel serta alat bantu seperti sonar jika diperlukan.

Mengingat kondisi perairan yang luas dan tantangan cuaca di Mamuju, operasi pencarian ini diharapkan dapat menemukan titik terang dalam beberapa hari ke depan.

Peristiwa yang menimpa Hernis di kapal KM Laskar Pelangi mengingatkan masyarakat akan pentingnya hubungan yang harmonis dalam keluarga serta kesadaran untuk memberikan dukungan emosional, khususnya bagi orang tua atau lansia.

Baca Juga : Mahasiswi Untar Tewas di Halaman Kampus, Diduga Bunuh Diri