Ini Respon IOC, Usai AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022
Setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan boikot diplomatik di Olimpiade Beijing 2022, pada Senin (6/12/2021). Komite Olimpiade Internasional (IOC) hormati keputusan tersebut
BaperaNews - Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyampaikan bila menghormati keputusan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang telah melakukan boikot diplomatic di Olimpiade Beijing 2022, pada Senin (6/12/2021).
"Kehadiran pejabat pemerintah dan diplomat adalah keputusan politik murni untuk setiap pemerintah, yang sangat dihormati oleh IOC dalam netralitas politiknya," kata juru bicara IOC kepada AFP.
Boikot diplomatic yang diberikan oleh AS merupakan bentuk protes AS terhadap catatan hak asasi manusia China tekait Muslim Uighur di Xinjiang. Walaupun demikian AS tetap mengizinkan atletnya untuk bertanding.
Dilansir dari AFP, keputusan tersebut diambil setelah Washington selama berbulan-bulan berdebat terkait posisi apa yang akan diambil dalam Olimpiade Musim Dingin Beijing, yang akan diselenggarakan pada 4 sampai 20 Februari 2022.
Hingga kini belum ada respons langsung dari Beijing, namun sebelumnya pada Senin Kementerian Luar Negeri China mengancam akan melakukan tindakan balasan yang tegas jika doikot diplomatik diberikan oleh AS.
IOC menyampaikan, pengumuman Pemerintah AS sudah menjelaskan bahwa Olimpiade dan partisipasi para atlet berada di luar politik. IOC juga menghormati keputusan tersebut.
"Dukungan untuk para atlet dan Olimpiade telah diungkapkan beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, yang terbaru melalui resolusi PBB berjudul 'Membangun dunia yang damai dan lebih baik melalui olahraga dan cita-cita Olimpiade'."
IOC menjelaskan resolusi tersebut diadopsi oleh consensus dari 193 negara anggota dan disponsori bersama oleh 173 negara anggota pada Sidang Umum PBB pekan lalu. Resolusi tersebut menyerukan Gencatan Senjata Olimpiade dipatuhi selama Olimpiade dan Paralimpiade Beijing 2022. Yang diterapkan dari tujuh hari sebelum ajang tersebut hingga tujuh hari setelah berakhirnya ajang Paralimpiade.
Resolusi tersebut juga menghimbau untuk semua negara anggota untuk bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional dan Komite Paralimpiade Internasional, dalam upaya menggunakan olahraga sebagai alat mempromosikan perdamaian, dialog, dan rekonsiliasi di daerah konflik selama dan di luar periode Olimpiade serta Paralimpiade.