Heboh di Medsos, Biarawati Jualan Takjil Saat Ramadan
Kejadian tak biasa dan mengundang perhatian, di mana sekelompok biarawati terlihat menjual takjil untuk berbuka puasa selama bulan Ramadan. Simak Selengkapnya!
BaperaNews - Kejadian tak biasa dan mengundang perhatian terjadi di media sosial, di mana sekelompok biarawati terlihat menjual takjil untuk berbuka puasa selama bulan Ramadan. Kejadian tersebut menjadi viral di ranah digital, khususnya di kota Sukabumi.
Unggahan video para biarawati yang berjualan takjil pertama kali muncul dalam akun TikTok @sukabumicitycom. Mereka terlihat berjualan di depan Kongregasi Suster Fransiskan, Jalan Rumah Sakit, Kota Sukabumi.
Menurut keterangan dari Suster Sisilia, yang juga merupakan Ibu Komunitas Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi (SFS), kegiatan berjualan takjil ini telah dilakukan sejak hari ketiga Ramadan.
Tujuan biarawati jual takjil adalah untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat yang menjalankan ibadah puasa.
Suster Sisilia menjelaskan bahwa mereka tidak mencari keuntungan, namun ingin menyediakan takjil bagi siapa pun yang ingin membelinya.
Berbagai macam takjil ditawarkan dengan harga mulai dari Rp5 ribu, seperti kolak pisang, kolang kaling, bubur sumsum, es buah, odeng pelangi, dan gorengan.
Baca Juga : Usai War Takjil, Kini Muncul Tren Nonis Berburu Baju Koko Jelang Lebaran
Proses produksi takjil dilakukan sejak siang hari, dimulai dari berbelanja bahan-bahan pagi hari, lalu mempersiapkannya siang hari bersama-sama. Mereka bahkan tidak istirahat saat siang hari untuk memastikan ketersediaan takjil bagi yang membutuhkan.
Selain itu, Suster Sisilia juga menyatakan bahwa mereka memiliki inisiatif untuk berbagi takjil kepada tukang ojek, sopir angkot, serta karyawan yang beragama Muslim menjelang waktu berbuka puasa.
Mereka tidak menyangka bahwa kegiatan mereka akan menjadi viral di media sosial.
Meskipun terjadi peningkatan minat dari non-Muslim untuk membeli takjil saat Ramadan mereka, para biarawati tetap membatasi jumlah takjil yang dijual agar dapat mencukupi untuk sekitar 25 porsi. Mereka tetap konsisten dengan prinsip berbagi dan tidak memperhitungkan keuntungan dari kegiatan tersebut.
Baca Juga : Pendeta Singgung War Takjil Saat Khotbah: Soal Agama Kita Toleransi, Soal Takjil Kita Duluan