Geger! Skandal Gelap P. Diddy, Pesta Liar hingga Tudingan Perdagangan Seks

Rapper terkenal Sean "P. Diddy" Combs tengah menghadapi dakwaan serius atas tuduhan perdagangan seks, pemerasan, dan pelanggaran hukum lainnya.

Geger! Skandal Gelap P. Diddy, Pesta Liar hingga Tudingan Perdagangan Seks
Geger! Skandal Gelap P. Diddy, Pesta Liar hingga Tudingan Perdagangan Seks. Gambar : Dok. raport.ba

BaperaNews - Rapper terkenal Sean "P. Diddy" Combs tengah menghadapi dakwaan serius di Amerika Serikat terkait tuduhan perdagangan seks, pemerasan, dan pelanggaran hukum lainnya.

Dakwaan ini mencuat pada September 2024, ketika P. Diddy dituduh memaksa sejumlah wanita melakukan hubungan seksual di bawah tekanan dan kendali melalui jaringan kriminal yang dioperasikan. 

Penggerebekan terhadap acara-acara mewah bertajuk Freak Off mengungkap modus operandi gelap yang melibatkan pesta liar, penggunaan narkoba, dan eksploitasi seksual.

P. Diddy, yang juga dikenal sebagai pelantun hit "I'll Be Missing You," kini harus menjalani hukuman di penjara Brooklyn setelah pengadilan menolak permohonan jaminannya.

Pada penggerebekan di rumahnya pada Maret 2024, ditemukan sekitar seribu botol pelumas, narkoba, dan senjata. Menurut laporan, para wanita yang terlibat dijanjikan karier di industri musik namun justru menjadi korban pelecehan fisik, emosional, serta dipaksa melakukan tindakan seksual.

Pengacara Diddy, Marc Agnifilo, menyatakan kliennya tidak bersalah dan menyebut dakwaan ini sebagai upaya penuntutan yang tidak adil.

Meski demikian, Kantor Kejaksaan AS di New York menyebut tindakan Diddy sebagai bagian dari operasi kriminal yang terstruktur, dengan keterlibatan dalam perdagangan seks, narkoba, dan pencucian uang. 

Tuduhan ini diperkuat oleh temuan rekaman video di mana Diddy diduga menggunakan video tersebut untuk memeras korban yang terlibat dalam pesta-pesta liar.

Pesta bertajuk Freak Off yang diadakan oleh P. Diddy menjadi sorotan utama dalam kasus ini. Acara tersebut digambarkan sebagai pesta mewah yang mengedepankan kebebasan berekspresi, namun di balik kemewahannya, tersembunyi tindakan ilegal yang mengeksploitasi wanita untuk kepentingan pribadi sang rapper.

Baca Juga : Fakta Baru Terkuak, Penari Tuding Sean Diddy Combs Paksa Dirinya Layani Nafsu Para Tamu Peserta

Laporan menyebutkan bahwa pesta tersebut kerap berlangsung selama berhari-hari, dengan tamu-tamu yang kelelahan hingga membutuhkan infus untuk memulihkan stamina mereka. 

Selain itu, P. Diddy juga dituduh merekam adegan-adegan seksual dalam pesta tersebut dan menggunakan rekaman tersebut sebagai alat pemerasan.

Salah satu tuduhan yang menyeret nama besar lainnya adalah keterlibatan Justin Bieber. Video lama yang menunjukkan kebersamaan Bieber dengan P. Diddy pada tahun 2009 menjadi bukti bahwa penyanyi muda tersebut mungkin pernah menghadiri pesta-pesta liar Diddy. 

Meski demikian, belum ada konfirmasi resmi terkait keterlibatan Justin Bieber dalam kegiatan ilegal tersebut. 

Dalam salah satu video, Diddy pernah bertanya kepada Bieber mengapa ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama, sebuah percakapan yang dianggap banyak pihak mencurigakan.

Tak hanya Justin Bieber, bintang-bintang besar lainnya seperti Jay-Z dan Beyonce juga dikaitkan dengan pesta Freak Off. Mereka dilaporkan dekat dengan P. Diddy dan diduga terlibat dalam beberapa acara tersebut.

Namun, mantan jaksa Neama Rahmani menyebut Jay-Z mungkin akan menolak bersaksi dengan mengandalkan hak Amandemen Kelima di pengadilan. Jika ditemukan bukti keterlibatan, Jay-Z bisa dikenai dakwaan serius.

Skandal ini bukanlah kasus pertama yang menjerat P. Diddy. Sebelumnya, ia juga dijatuhi denda sebesar USD 100 juta (Rp 1,5 triliun) oleh pengadilan banding atas tuduhan penyerangan seksual terhadap Derrick Lee Cardello-Smith pada 1997.

Selain itu, rekaman pengawasan pada 2016 juga memperlihatkan Diddy menyerang mantan pacarnya, Cassie Ventura, di sebuah hotel di Los Angeles. Meski sempat meminta maaf secara publik melalui media sosial, citra Diddy telah terlanjur tercoreng.

Baca Juga : Kasus P Diddy Bakal Dijadikan Dokumenter dan Tayang di Netflix