Fakta Unik: Mayoritas Kembang Api di Seluruh Dunia Berlabel 'Made in China'

Kembang api menghiasi langit tahun baru di seluruh dunia. Tahukah Anda, inovasi ini berasal dari China dan kini 90% produksinya mendominasi pasar global?

Fakta Unik: Mayoritas Kembang Api di Seluruh Dunia Berlabel 'Made in China'
Fakta Unik: Mayoritas Kembang Api di Seluruh Dunia Berlabel 'Made in China'. Gambar : Ilustrasi Canva

BaperaNews - Pada perayaan malam tahun baru, langit di berbagai penjuru dunia dihiasi dengan ledakan warna-warni kembang api.

Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa mayoritas kembang api yang digunakan dalam perayaan tersebut merupakan produk buatan China.

Sejarah mencatat, kembang api adalah salah satu inovasi kuno yang berasal dari Negeri Tirai Bambu. Kaitan antara kembang api dan petasan berawal lebih dari seribu tahun lalu, tepatnya pada era Dinasti Song (960-1279 M).

Pada masa itu, seorang biksu bernama Li Tian dari wilayah Liuyang, China, menemukan cara menciptakan ledakan dengan kombinasi tiga bahan, yakni arang, belerang, dan kalium nitrat.

Ketika bahan-bahan tersebut dibakar dalam sebuah tabung, hasilnya adalah ledakan dengan cahaya yang memukau.

Kalium nitrat sendiri bukanlah bahan baru bagi masyarakat China. Menurut buku The Genius of China: 3,000 Years of Science, Discovery, and Invention (2007), bahan ini telah digunakan sejak abad pertama sebagai obat.

Namun, ketika dicampur dengan bahan lain oleh Li Tian, kalium nitrat berubah menjadi inti dari petasan pertama di dunia.

Awalnya, petasan digunakan untuk mengusir roh jahat sebelum kemudian menjadi bagian dari berbagai perayaan, termasuk kelahiran, ulang tahun, dan tahun baru.

Baca Juga : Alasan Kenapa Tahun Baru Identik Dengan Kembang Api

Meski petasan dan kembang api berasal dari China, versi modernnya dikembangkan di Eropa. Pada abad ke-13, penjelajah Marcopolo membawa teknologi petasan dari China ke Italia.

Orang Italia, yang dikenal sebagai inovator di berbagai bidang, mengembangkan campuran kimia untuk menciptakan ledakan warna-warni. 

Menurut The Chemistry of Fireworks (2009), mereka berhasil menciptakan pola-pola ledakan yang menghasilkan warna merah, hijau, dan biru. Inovasi ini mengubah petasan sederhana menjadi kembang api yang dikenal saat ini.

Di Indonesia, tradisi kembang api dan petasan diperkirakan masuk melalui masyarakat Tionghoa. Pada masa kolonial, penggunaan kembang api meluas, bahkan digunakan dalam acara-acara resmi seperti perayaan ulang tahun Ratu Belanda.

Sejarawan Mona Lohanda dalam bukunya Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia (2007) mencatat, perayaan dengan kembang api menjadi hiburan yang populer di kalangan masyarakat pribumi maupun Belanda.

Hingga kini, penggunaan kembang api tetap menjadi bagian dari tradisi di berbagai negara. China, sebagai pencipta teknologi awal petasan, juga menjadi produsen dan eksportir kembang api terbesar di dunia.

Data dari World Bank pada 2023 mencatat bahwa China mengekspor sekitar 363,5 juta ton kembang api ke seluruh dunia. 

Jumlah ini mencakup 90 persen dari total produksi global. Dengan dominasi tersebut, label “Made in China” hampir selalu melekat pada kembang api yang digunakan di seluruh dunia.

Baca Juga : Jenis-Jenis Kembang Api yang Biasa Digunakan Pada Tahun Baru