Diultimatum Elon Musk, Karyawan Resign Massal Dari Twitter

Usai mendapatkan ultimatum dari Elon Musk yakni “kerja ekstra keras atau mundur”, para karyawan Twitter memilih untuk mundur atau resign massal.

Diultimatum Elon Musk, Karyawan Resign Massal Dari Twitter
Para karyawan Twitter memilih resign massal usai mendapatkan ultimatum dari Elon Musk. Gambar : Reuters/Dok. Dado Ruvic/Illustration

BaperaNews - Para karyawan Twitter memutuskan untuk mundur masal atau resign massal usai mendapat ultimatum dari Elon Musk, pemilik baru Twitter untuk “kerja ekstra keras atau mundur”.

Akibat ultimatum tersebut, para karyawan memilih untuk resign masal alias eksodus. Elon resmi menjadi pemilik baru Twitter pada Oktober lalu usai membeli Twitter seharga US$ 44 Miliar atau Rp 683,3 Triliun.

Di awal kepemimpinannya, ia mem-PHK para karyawan termasuk para senior seperti CEO Parag Agrawal, Chief Financial Ned Segal, Kepala Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde, hingga Penasehat Umum Bloomberg.

Sejumlah karyawan kembali dipecat pada Selasa (15/11), dengan memberitahukan dari email, alasannya perilaku para karyawan tersebut telah melanggar kebijakan perusahaan. Pemecatan diduga karena sejumlah karyawan berkomentar di saluran internal slack, mereka disebut terlalu jujur dalam mengkritik.

Sedangkan Elon Musk juga menanggapi terkait PHK karyawan tersebut. “Saya minta maaf telah memecat para jenius ini, bakat mereka yang luar biasa akan berguna di tempat lain” tuturnya.

Elon Musk telah memecat setengah dari tenaga kerjanya, ia beralasan perusahaan butuh biaya yang tajam untuk memulai kembali layanannya. Sejumlah karyawan yang mengkritik kemudian ikut dipecat. Dua orang karyawan Twitter Singapura menceritakan pengalamannya di PHK oleh Elon Musk.

Baca Juga : Alasan Elon Musk Hapus Label Twitter for iPhone

Sebut saja mereka Abigail dan Carmen (bukan nama sebenarnya), mereka menyebut Elon Musk telah memecat 50% karyawan Twitter, PHK karyawan tersebut dilakukan serampangan dan tidak berempati.

“Saya pikir ini bukan cara tepat menangani transisi, saya tahu pemimpin baru menginginkan perubahan, tapi dia tidak memikirkan ribuan karyawan secara global” cerita Abigail pada Kamis (17/11).

Sedangkan Carmen dipecat pada Jumat (4/11), ketika ia hendak bekerja, ia mendapat email untuk tidak perlu pergi ke kantor, ia kemudian kehilangan akses ke sistem, dan ia telah dipecat. Ia terkejut.

Elon Musk : Kerja Keras Atau Mundur

Elon Musk membuat pengumuman pada karyawan Twitter. “Saya ingin jadi bagian dari Twitter baru, sampai kamis malam waktu New York akan dianggap sudah memutuskan berhenti, apapun keputusan yang Anda buat, terima kasih untuk membuat Twitter sukses. Kerja dengan intensitas tinggi dan jam kerja panjang atau berhenti dan ambil pesangon tiga bulan gaji” tegasnya.

Karena ultimatum tersebut dan banyaknya karyawan yang telah dipecat Elon Musk, banyak karyawan yang memilih untuk resign massal, dibandingkan harus bekerja dengan jam kerja yang lebih panjang dan ekstra keras yang belum tentu juga akan tetap dipertahankan posisinya, belum tentu akan tetap bisa bekerja meski sudah berusaha keras, bisa jadi akan dipecat sewaktu-waktu sebagaimana karyawan lainnya.

Baca Juga : Berikut Cara Download Riwayat Cuitan Lama Penuh Kenangan Di Twitter