Dilema di Masa Pandemi, PTM Tetap Harus Dilakukan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus tetap dilaksanakan meskipun menemui beragam kendala dan tantangan, semuanya dilakukan demi generasi penerus
BaperaNews - Instruksi pembelajaran tatap muka terbatas mulai dicanangkan oleh pemerintah setelah kondisi penyebaran covid 19 mulai bisa dikendalikan dan angka penyebarannya kian menurun.
Alasan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang jelas beresiko ini karena khawatir terhadap kondisi pendidikan beberapa tahun terakhir. Dimana banyak murid yang mungkin tertinggal dan tidak paham dengan pembelajaran secara daring.
Selain itu, jika tak segera diadakan PTM akan sangat berpengaruh pada kualitas SDM itu sendiri. Sehingga di masa depan pun SDM yang tidak mendapatkan pendidikan maksimal dikhawatirkan tidak mampu menghadapi persaingan global.
Dari penjelasan Nadiem Makarim Mendikbud Ristek, bahwa masyarakat saat ini sebagian besar sudah sepaham dengan pemerintah mengenai pelaksanaan PTM terbatas. Kesadaran pentingnya pendidikan bagi anak – anak mereka kian meningkat. Untuk persentasenya mencapai 85 persen masyarakat sependapat dengan kebijakan pemerintah ini.
Dari data inilah, pemerintah menjadikannya dasar untuk segera melakukan PTM terbatas yang sekarang sudah direalisasikan.
Kekhawatiran terhadap kondisi ketertinggalan pendidikan tidak hanya dirasakan pemerintah dan Mendikbud Ristek saja, melainkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan Koordinator PPKM Jawa – Bali itu juga ikut khawatir.
Jika tak segera direalisasikan PTM, maka generasi muda penerus bangsa yang menjadi bodoh dan tidak berpendidikan tidak bisa dielakkan lagi. Dan hal ini sangat ditakutkan oleh berbagai pihak.
“Semua kebijakan yang diambil pasti ada resikonya. Demi kebaikan bersama, PTM tetap harus dijalankan secara bertahap meskipun dalam praktiknya ditemukan banyak kendala dan juga tantangan,” kata Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Resiko yang lebih besar justru adalah jika tak segera dilakukan PTM terbatas, yang mana generasi mendatang akan menjadi rusak karena terus belajar daring yang tak bisa dikontrol langsung. Tingkat pemahaman murid sampai mana, guru pun tak tau.
Mendikbud Ristek menambahkan, dampak psikis dari ketertinggalan pendidikan juga sangat serius. Saya pun selalu menegaskan dan mewanti – wanti kepada seluruh Kepala Daerah untuk terus mengawal jalannya PTM terbatas.
Luhut Binsar Pandjaitan juga menambahkan, saya puas dengan sistem yang telah dibangun oleh Mendikbud Ristek dan juga Menkes yang sudah sangat baik. Sehingga saya berharap jalannya PTM terbatas bisa berjalan lancar dan tak terjadi kendala yang serius.