Dicap Cepat Move On, Pria Justru Lebih Menderita Setelah Putus Cinta
Kenyataan yang jarang disadari, pria justru lebih menderita setelah putus cinta, meskipun sering dianggap dapat move on dengan cepat. Simak Selengkapnya!
BaperaNews - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa stereotip yang mengatakan bahwa pria lebih cepat pulih dari patah hati setelah putus cinta daripada perempuan tidak selalu benar.
Meskipun seringkali dianggap bahwa pria lebih tahan terhadap rasa sakit emosional, namun dalam realitasnya, banyak dari mereka mengalami kesulitan yang sama, bahkan lebih parah, ketika menghadapi putus cinta.
Dikutip dari laman Marriage pada Selasa (2/4), penelitian ini melibatkan 184.000 partisipan dan menemukan bahwa pria cenderung lebih terpengaruh oleh putusnya sebuah hubungan daripada yang diperkirakan oleh stereotip yang ada. Lalu, apa yang membuat perbedaan waktu move on antara laki-laki dan perempuan?
Salah satu alasan utama adalah bahwa laki-laki cenderung lebih banyak memendam perasaan mereka. Sejak kecil, anak laki-laki diajarkan untuk menekan emosi mereka dan tidak menunjukkan rasa lemah.
Mereka tumbuh dengan pemahaman bahwa mengekspresikan kesedihan atau kekecewaan dianggap sebagai sesuatu yang tidak maskulin. Sebagai akibatnya, banyak laki-laki yang memilih untuk menyembunyikan perasaan mereka, bahkan ketika mereka sangat terluka oleh putus cinta.
Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari 30 persen laki-laki mengalami depresi setelah putus cinta, namun hanya sedikit yang melaporkannya, karena stigma yang melekat pada ekspresi emosi pada pria.
Baca Juga : Makna Posisi Duduk Makan Bareng Pasangan, Tim Sebelahan atau Tim Sebrangan?
Selain itu, laki-laki sering kali mengikuti pola perilaku toksik dalam menghadapi putus cinta. Mereka mungkin mencoba untuk menunjukkan sikap acuh tak acuh atau tidak peduli, meskipun sebenarnya mereka sangat terluka di dalam hati.
Beberapa bahkan mencurahkan perhatian mereka pada pekerjaan atau aktivitas lainnya sebagai upaya untuk menghindari memikirkan rasa sakit yang mereka rasakan.
Kekhawatiran akan citra sosial juga menjadi faktor yang mempengaruhi cara laki-laki mengatasi putus cinta.
Mereka mungkin merasa tertekan untuk menunjukkan bahwa mereka baik-baik saja di depan orang lain, bahkan ketika sebenarnya mereka sedang mengalami penderitaan yang dalam.
Selain itu, laki-laki juga seringkali enggan untuk mencari bantuan atau dukungan dari orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus kuat dan mandiri dalam mengatasi masalah mereka sendiri.
Namun, meminta bantuan dan dukungan adalah langkah yang penting dalam proses penyembuhan setelah putus cinta.
Dalam banyak kasus, laki-laki juga cenderung menyalahkan pasangannya atas perpisahan yang terjadi, daripada mengakui kesalahan mereka sendiri.
Hal ini dapat menyebabkan mereka menghabiskan waktu yang berharga untuk merenungkan perbuatan mantan mereka, daripada fokus pada proses penyembuhan mereka sendiri.
Baca Juga : Tanda Pria Serius Ingin Menikahimu, Apakah Pasanganmu Di Antaranya?