3 Cara Berbicara Dengan Anak Hingga Mereka Benar Mau Mendengarkan
Seringkali sebagai orang tua merasa anak tidak mau mendengarkan dengan baik yang akhirnya berujung pada emosi, pakar pelatih parenting memberi cara membuat anak mau mendengarkan.
BaperaNews - Bagi orang tua atau guru, membesarkan anak menjadi sosok pendengar yang baik ialah hal paling penting dan menatang dalam hidup.
Kemampuan mendengarkan tidak hanya penting bagi perkembangan awal anak yang melindungi mereka dari bahaya dan untuk belajar, namun juga berhubungan dengan kesuksesan profesionalnya di kemudian hari.
Seringkali sebagai orang tua merasa anak tidak mau atau tidak mampu mendengarkan dengan baik, yang akhirnya berujung pada emosi hingga melawan orang tua.
Pakar parenting dan pelatih “Language of Listening”, Camilia Miller menjelaskan 3 kerangka “Langkah yang hilang dalam mengasuh anak”.
Camilia Miller menyebut 3 kerangka itu bisa mengatasi konflik apapun dan memungkinkan anak mencapai tujuan mereka dalam batasan orang tua.
Berikut 3 Cara Membuat Anak Mau Mendengarkan :
- Katakan yang Dilihat
Daripada memaksa penilaian orang tua kepada perilaku anak, tahanlah, coba minta anak mengatakan apa yang dilihat dan dengarkan. Sebab ketika anak merasa tidak didengar, ia akan mengabaikan orang tua sebagaimana ia merasa diabaikan keinginan dan kebutuhannya.
“Orang tua sering menuntut dan meminta, namun belum mengakui apa yang diinginkan anak-anak terlebih dahulu, jika peduli dengan apa yang mereka inginkan, mereka juga akan peduli dengan apa yang orang tua inginkan” jelasnya.
- Beri Penawaran
Setelah berempati pada perilaku anak, jika anak menunjukkan perilaku yang tidak disuka orang tua, bantu arahkan. Misalnya ketika anak melompat di sofa, jelaskan bahwa keinginan mereka untuk melompat boleh dilakukan di tempat yang tepat seperti trampoline.
“Ini tentang melihat kebutuhan di balik perilakunya dan membantu anak memenuhi kebutuhan itu dengan cara yang bisa diterima orang tua” sambung Camilia Miller.
Baca Juga : Apakah Berbahaya Telan Permen Karet Secara Tak Sengaja?
- Beri Kekuatan
Jika kondisi bisa dikompromi, akhiri dengan menyorot kekuatan yang telah ditunjukkan oleh anak. Misalnya, “Papa/mama senang kamu melakukannya, kamu menemukan cara untuk memperbaikinya”.
“Dengan demikian, anak akan lebih memperkuat perilaku tersebut dan membangun harga dirinya” tandasnya.
3 cara atau kerangka tersebut bisa diterapkan kepada siapa saja, baik anak-anak atau remaja, termasuk kondisi lain seperti rekan kerja dan pasangan. “Umumnya, alasan orang berteriak ialah karena kebutuhan mereka akan kekuasaan” kata Miller.
Jadi, cara untuk memahami perilaku orang lain ialah dengan memahami perilaku diri sendiri terlebih dahulu, ubah reaksi cara kita melihat sesuatu, dengan demikian, kita akan bisa memahami perspektif orang lain dan menjadi orang yang lebih perhatian serta berbelas kasih sebagai seorang pribadi.