2 Perempuan Lakukan Pembekuan Sel Telur, Demi Punyai Anak Di Masa Depan
Dua perempuan melakukan pembekuan sel telur untuk kesempatan punya anak di masa depan
BaperaNews - Dua perempuan, Priscilla Ketzia dan Lucia Purnama melakukan pembekuan sel telur. Jika biasanya membekukan sel telur dilakukan untuk menunda kehamilan, alasan ini tidak berlaku untuk mereka.
Perempuan-perempuan tersebut memilih melakukan pembekuan sel telur karena keterbatasan.
Yakni karena adanya pandemi Covid-19, membuat mereka khawatir tidak bisa punya anak. Sejak tahun 2020 lalu, rencana pernikahannya terus tertunda akibat segala bentuk pembatasan yang diberlakukan pemerintah hingga pada tahun 2021 ayahnya meninggal dunia karena Covid-19.
Tahun 2022 ini, usia Lucia telah genap 36 tahun yang secara ilmiah, semakin kecil kesempatan untuk memiliki anak dan kualitas serta jumlah sel telurnya semakin menurun. Memang dari penelitian medis, setelah wanita berumur 35 tahun, kesuburannya akan terus berkurang tiap tahunnya lepas dari kondisi kesehatan wanita tersebut sehat atau tidak.
Lucia juga seorang dokter di sebuah klinik Jakarta Pusat dan ia paham akan hal itu.
Perempuan tersebut ingin punya anak karena baginya memiliki anak ialah kodrat seorang wanita.
Sebenarnya Lucia sudah berencana menikah pada tahun ini, namun mengingat kondisi pandemi yang masih menghantui dan segala kemungkinan bisa saja terjadi, perempuan (Lucia) tersebut tetap memilih untuk membekukan sel telurnya.
“Kan belum tahu kapan pandemi selesai, jadi ada sedikit kekhawatiran. Kalau umur saya terus bertambah, sedangkan saya masih belum pasti benar-benar mau menikah, jadinya kan harus menyelamatkan dulu nih sel telurnya” ujarnya.
Sedangkan, perempuan yang bernama Priscilla Ketzia baru berumur 21 tahun dan ia memilih untuk melakukan pembekuan sel telurnya, ia bahkan sudah melakukannya sebanyak dua kali.
“Ini salah satu cara yang memberi saya kesempatan untuk punya anak di masa depan” ujarnya.
Alasannya ialah karena Priscilla punya siklus menstruasi yang tidak teratur sejak umur 12 tahun, ia menstruasi setiap 2 - 3 bulan sekali. Setelah periksa di dokter, disimpulkan bahwa ia punya kadar Anti Mullerian Hormon (AHM) yang rendah. AHM diproduksi di dalam ovarium.
AHM yang rendah membuat sel telurnya sedikit, kemungkinan untuk hamil di masa depan juga lebih kecil. Sedangkan perempuan (Priscilla) tersebut merasa masih terlalu muda untuk menikah, sebab itu, ia melakukan pembekuan sel telur.
“Saya tahu bahwa saya mau menikah agak tua, target nikahnya mendekati 30 tahun, itu alasan kenapa dokter menyarankan egg freezing (pembekuan sel telur) karena AHM saya segitu, saat saya hampir 30 tahun, nihil kesempatan punya anaknya” tutup wanita yang bekerja di Australia tersebut.
Baca Juga : Biaya Melahirkan Ditanggung Negara Lewat Program Jampersal