2 Cara Untuk Tes Penyakit Cacar Monyet Bila Alami Gejala
Menurut Ketua Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia bahwa ada 2 tes yang bisa dilakukan menentukan penyakit cacar monyet. Lewat PCR dan Tes Lesi Kulit
BaperaNews - Penyakit cacar monyet saat ini menjadi darurat kesehatan global, sejumlah Negara seperti Amerika Serikat dan Eropa melaporkan kasus dari virus cacar monyet terus naik di wilayahnya. Namun, untungnya sejauh ini, belum ditemukan kasus cacar monyet di Indonesia.
Sembilan dari 10 suspect cacar monyet di Indonesia dipastikan negatif usai dites dengan uji PCR.
Ketua Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Hanny Nilasari menjelaskan ada dua tes yang bisa dilakukan untuk menentukan status penyakit cacar monyet yang diderita, yakni positif atau negatif cacar monyet.
Berikut 2 Test untuk Menentukan Status Virus Cacar Monyet Menurut Ketua Satgas Monkeypox (PB IDI) Hanny Nilasari :
- PCR di tenggorokan, orofaring.
- Tes lesi kulit.
Untuk PCR tenggorokan, hampir sama dengan tes swab Covid-19, namun menurutnya, yang lebih meyakinkan ialah tes lesi kulit.
Penelitian lesi kulit menjadi faktor penentu utama kasus cacar monyet. Saat ini pasien di Jawa Tengah yang statusnya suspect cacar monyet pun sedang menjalani tes lesi kulit meski hasil PCRnya negatif.
Baca Juga : Perbedaan Gejala Cacar Monyet Dahulu Dan Sekarang, Ini Bedanya Dengan Cacar Air
Kerusakan lesi kulit ialah ketidaknormalan di jaringan tubuh, pada cacar monyet, lesi berupa luka bernanah yang muncul di beberapa bagian tubuh. “Lesi kulit itu yang paling tinggi sensitivitasnya, jika dibanding dengan pemeriksaan tenggorokan” imbuhnya.
Semakin banyak lesi kulit yang nampak, maka jumlah virus yang bisa terdeteksi pun semakin banyak, bahkan kata Hanny Nilasari, tes tenggorokan bisa negatif padahal tes lesi kulitnya positif yang merupakan tanda pasti seseorang terpapar cacar monyet.
Lebih lanjut, Hanny Nilasari mengungkap saat ini belum ada rumah sakit rujukan pemerintah yang secara khusus ditunjuk untuk penanganan cacar monyet, hanya laboratorium khusus yang disediakan seperti di Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata Bogor dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. dr. Sri Oemijati Jakarta.
“Pasien yang memiliki gejala cacar monyet bisa datang ke fasilitas kesehatan manapun. Kalau ada gejala demam, manifestasi di kulit, diraba di leher ada benjolan, harus segera ke fasilitas kesehatan, jangan didiagnosis sendiri!" tegasnya.
Layanan kesehatan yang akan menentukan status penyakit cacar monyet tersebut agar segera terdeteksi dan diberikan pengobatan sesuai dengan kesimpulan jenis penyakit apa yang dialami pasien tersebut.
Meski di Indonesia belum ditemukan kasus cacar monyet, tetap harus waspada dan deteksi dini.
Baca Juga : Simak! Fakta - Fakta Penting Penyakit Cacar Monyet