137 Siswa SMKN Depok Terancam Gagal Ikut SNBP Gegara Operator Sekolah Telat Input Data

Sebanyak 137 siswa SMKN 1 Depok terancam gagal ikut SNBP 2025 akibat keterlambatan penginputan data. Pihak sekolah berupaya mencari solusi.

137 Siswa SMKN Depok Terancam Gagal Ikut SNBP Gegara Operator Sekolah Telat Input Data
137 Siswa SMKN Depok Terancam Gagal Ikut SNBP Gegara Operator Sekolah Telat Input Data. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Instagram/@infodepok_id

BaperaNews - Sebanyak 137 siswa dari SMK Negeri 1 Depok terancam gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 setelah keterlambatan dalam proses penginputan data oleh operator sekolah.

Insiden ini memicu aksi protes dari siswa yang merasa dirugikan karena tidak dapat ikut dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang penting bagi masa depan mereka. 

Pihak sekolah mengaku telah memberikan penjelasan kepada orang tua siswa dan tengah berupaya untuk mengatasi masalah ini.

Kepala SMKN 1 Depok, Lusi Triana, menjelaskan bahwa keterlambatan penginputan data oleh operator sekolah menyebabkan 137 siswa yang memenuhi syarat tidak dapat masuk dalam sistem SNBP.

"Kendalanya itu karena keterlambatan, operator kami terlambat dalam memasukkan data ke sistem tersebut," ujar Lusi dalam wawancara pada Kamis (6/2). 

Meskipun demikian, Lusi mengungkapkan bahwa pihak sekolah sudah memberikan penjelasan kepada orang tua dan meminta maaf atas keterlambatan yang terjadi.

Keterlambatan penginputan data ini menjadi masalah yang tidak terduga bagi SMKN 1 Depok, yang sebelumnya tidak pernah mengalami masalah serupa.

Lusi menyatakan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, sekolah tidak pernah menghadapi kendala dalam menginput data siswa tepat waktu. 

"Kalau tahun kemarin, saya rasa tidak ada keterlambatan input data," tambahnya.

Meski demikian, pihak sekolah tidak tinggal diam dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi agar siswa-siswa yang tidak masuk dalam sistem dapat tetap mengikuti SNBP.

Lusi berharap, melalui komunikasi intens dengan pihak Kementerian Pendidikan dan lembaga terkait, ada kelonggaran waktu agar siswa SMKN 1 Depok masih memiliki kesempatan mengikuti SNBP 2025. 

"Kami tetap berkoordinasi dan mengupayakan supaya siswa-siswa kami bisa mengikuti SNBP," ujar Lusi.

Pihak sekolah juga menawarkan alternatif kepada orang tua siswa yang terdampak. Selain berusaha memasukkan data ke dalam sistem, SMKN 1 Depok juga menawarkan jalur lain bagi siswa yang gagal mengikuti SNBP.

"Kami sempat menawarkan kepada orang tua, jika SNBP ini gagal, kita bisa mencoba jalur lain seperti tes seleksi," kata Lusi. 

Baca Juga : Ratusan Pelajar SMAN di Mempawah Demo Usai Terancam Tak Bisa Ikut SNBP 2025 Gegara Sekolah Lalai Isi PPDS

Pihak sekolah juga menawarkan bimbingan khusus untuk siswa yang tertinggal, meski belum ada keputusan pasti mengenai siapa yang akan menanggung biaya bimbingan tersebut.

Lusi menambahkan bahwa meski pihak sekolah belum memiliki informasi pasti terkait waktu terakhir pengimputan data, mereka masih berharap agar ada kelonggaran dari Kementerian Pendidikan.

"Kami masih menunggu informasi lebih lanjut, tapi yang jelas kami terus mengupayakan agar siswa kami dapat ikut dalam SNBP," ujarnya.

Untuk itu, SMKN 1 Depok memberikan waktu dua hari ke depan untuk mengupayakan agar data siswa dapat masuk ke dalam sistem SNBP.

Lusi berharap dengan komunikasi dan koordinasi yang terus berlangsung, mereka bisa memberikan kesempatan bagi siswa yang gagal ikut SNBP akibat keterlambatan tersebut.

Kasus ini menyoroti pentingnya ketepatan waktu dalam proses pendaftaran dan penginputan data dalam seleksi nasional, yang dapat menentukan masa depan banyak siswa.

Sekolah-sekolah di Indonesia diharapkan dapat lebih memperhatikan pengelolaan data siswa agar kejadian serupa tidak terulang, terutama dalam konteks seleksi masuk perguruan tinggi seperti SNBP. 

Sementara itu, beberapa orang tua siswa yang terdampak berharap ada solusi cepat agar anak-anak mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi.

Meski ada alternatif seperti jalur tes seleksi, sebagian besar siswa berharap bisa tetap mengikuti SNBP, yang dinilai lebih mudah dan tanpa ujian.

Pihak SMKN 1 Depok juga berencana untuk terus melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dan berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dalam waktu dekat.

"Kami akan terus berusaha semaksimal mungkin agar siswa kami tidak kehilangan kesempatan mengikuti SNBP 2025," tutup Lusi.

Baca Juga : Siswa Tanya Soal Alasan Gagal SNBP, Guru di Lamongan Malah Gebrak Meja