Wow! Orang Indonesia Habiskan Rp30 Triliun untuk Game Online Luar Negeri
Indonesia menghadapi tren kecanduan game online yang berdampak signifikan. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Gim atau game telah menjadi salah satu hiburan utama bagi berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, merasa terhibur dengan bermain game, terutama game online.
Namun, seiring dengan tren ini, muncul fenomena kecanduan game online yang berdampak signifikan terutama pada aliran uang di dalam negeri.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Odo R.M Manuhutu, uang yang dihabiskan oleh masyarakat Indonesia untuk game online mencapai angka yang cukup mengkhawatirkan.
Tahun 2021 lalu, pasar game online Indonesia mencapai 2 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp31 triliun jika diasumsikan dengan kurs Rp15.919.
Sayangnya, sebagian besar uang tersebut, tepatnya 99,5%, berakhir di luar negeri karena mayoritas game online yang dimainkan oleh masyarakat Indonesia adalah buatan asing. Untuk menangani masalah ini, pemerintah berencana untuk mengalihkan aliran uang tersebut ke dalam negeri.
Odo mengungkapkan bahwa anak-anak muda di Indonesia lebih sering memainkan game buatan luar negeri sehingga pemerintah ingin membalikkan situasi ini dengan mendorong perkembangan game lokal yang lebih banyak dimainkan oleh generasi muda.
Baca Juga: Wow! Minecraft Jadi Game Terlaris Sepanjang Masa, Raup 300 Juta Kopi di Seluruh Dunia
Upaya untuk menggerakkan industri game online dalam negeri telah diwujudkan dalam rencana pemerintah untuk menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang Program Percepatan Pengembangan Industri Game Nasional.
Perpres ini akan mengatur berbagai aspek, termasuk akses pasar game, perangkat keras dan lunak, promosi game, aktivasi, serta kompetisi dalam skala regional hingga lokal.
Odo berharap bahwa Perpres ini akan segera disetujui oleh Presiden Jokowi pada bulan November. Rancangan Perpres telah dibahas selama dua tahun terakhir.
Selain mengatur regulasi, pemerintah juga sedang melakukan upaya pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam pembuatan game online di dalam negeri. Program pelatihan SDM ini telah berjalan sejak tahun 2022 dan direncanakan akan berlangsung hingga tahun 2024.
Menurut Odo, setiap tahunnya, Menko Marves melatih sekitar 3000 talenta pembuat game. Dari 9000 talenta yang diharapkan pada tahun 2024, mungkin hanya 100 yang benar-benar mampu membuat game berkualitas, dan hanya 1 hingga 2 yang dapat menciptakan game luar biasa.
Dengan upaya-upaya ini, pemerintah menargetkan agar 70% pengeluaran untuk game online di Indonesia dapat masuk ke dalam negeri pada tahun 2024-2025. Ini merupakan langkah penting dalam menggerakkan industri game lokal dan mengurangi aliran uang ke luar negeri.
Selain itu, Erick Thohir selaku Plt Kemenko Marves menyoroti potensi besar dari industri game di Indonesia. Dia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 150 juta pemain game dengan nilai transaksi yang besar. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa ekonomi game di Indonesia menguntungkan bagi bangsa Indonesia sendiri.
Onglai Aneka Toolindo, perusahaan terkemuka di Indonesia yang sebelumnya fokus pada distribusi alat perbaikan elektronik, sekarang memasuki industri aksesoris smartphone dan aksesoris gaming.
Produk-produknya meliputi headset gaming, keyboard gaming, mouse gaming, dan berbagai periferal inovatif lainnya. Perusahaan ini melihat peluang besar dalam industri game dan berencana untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang.