Usai Pose 2 Jari Viral, Jokowi: Presiden Boleh Kampanye dan Memihak
Presiden Jokowi kembali mencuri perhatian publik setelah viral video dirinya sedang berpose dengan mengacungkan dua jari.
BaperaNews - Presiden Jokowi kembali menjadi perbincangan di media sosial setelah berpose dengan mengacungkan dua jari tanda dukungan terhadap salah satu calon Presiden.
Dalam sebuah acara di Jakarta, Jokowi tampak santai dan tersenyum sambil mengacungkan dua jarinya, mengingatkan pada pose ikoniknya yang sempat menjadi tren saat pemilihan Presiden sebelumnya.
Presiden yang kini tengah menyelesaikan masa jabatannya ini memberikan klarifikasi terkait pose 2 jari tersebut. Ia menyatakan bahwa sebagai warga negara, dirinya memiliki hak untuk menyampaikan dukungan kepada calon Presiden yang dianggapnya memiliki visi dan misi yang baik untuk kemajuan bangsa.
Dalam konferensi pers setelah acara tersebut, Jokowi menjelaskan, "Saya rasa sebagai warga negara, sebagai Presiden, kita punya hak untuk menyatakan dukungan, untuk menyatakan pilihan kita terhadap pemimpin yang akan datang. Ini kan hak kita sebagai warga negara yang baik, sebagai Presiden yang baik."
Pernyataan ini tentu saja memicu berbagai reaksi dari berbagai pihak. Sebagian masyarakat menyambut positif sikap terbuka Jokowi dalam menyatakan dukungannya, sementara yang lain mengkritik, mengingat posisi sebagai kepala negara seharusnya bersikap netral dan tidak memihak.
Baca Juga : Ditanya Soal Debat Capres 2024, Jokowi: Data Pertahanan Tidak Bisa Semua Dibuka Seperti Toko Kelontong
Sementara itu, beberapa tokoh politik turut memberikan tanggapan terhadap sikap terbuka Jokowi ini. Salah satu tokoh partai oposisi menyebut bahwa Presiden seharusnya menjaga netralitasnya dan tidak terlibat langsung dalam politik praktis, terlebih lagi dengan menggunakan tanda dukungan yang sudah menjadi ciri khasnya.
Jokowi pose 2 jari kali ini menunjukkan bahwa peran Presiden tidak selalu harus formal dan kaku. Meskipun masih menjabat, Jokowi ingin tetap terhubung dengan masyarakat dan menunjukkan bahwa sebagai warga negara, ia memiliki hak politik untuk menentukan pilihannya.
Menanggapi polemik yang muncul, Jokowi menegaskan bahwa sebagai Presiden yang masih menjabat, dirinya tidak akan mengambil langkah-langkah yang dapat merugikan stabilitas politik. Ia menekankan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk menyatakan dukungan politiknya, termasuk dirinya sebagai Presiden.
"Namun, saya tetap akan menjaga stabilitas, tidak mengambil langkah-langkah yang akan merugikan stabilitas kita. Sebagai Presiden, saya akan tetap fokus pada tugas dan tanggung jawab saya sampai akhir masa jabatan," tegas Jokowi.
Baca Juga : Ban Mobil Dinas Bocor, Jokowi Sapa Warga dengan Santai