Ditanya Soal Debat Capres 2024, Jokowi: Data Pertahanan Tidak Bisa Semua Dibuka Seperti Toko Kelontong
Jokowi telah menanggapi kontroversi mengenai data pertahanan negara yang mencuat dalam debat ketiga Pilpres 2024. Simak Selengkapnya Disini!
BaperaNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menanggapi kontroversi mengenai data pertahanan negara yang mencuat dalam debat ketiga Pilpres 2024. Dalam pernyataannya, Jokowi menegaskan bahwa tidak semua data pertahanan bisa dibuka kepada publik. Debat ketiga ini melibatkan capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang meminta Prabowo Subianto untuk membuka data pertahanan.
Tidak Semua Data Pertahanan Bisa Dibuka Seperti Toko Kelontong
Menanggapi permintaan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo untuk membuka data pertahanan negara dalam debat Pilpres 2024, Presiden Jokowi mengatakan bahwa tidak semua informasi tersebut dapat diungkapkan secara terbuka. Menurut Jokowi, data pertahanan adalah hal yang sensitif dan menyangkut strategi besar negara. Dia menyamakan pembukaan data pertahanan dengan membuka toko kelontong secara bebas.
Jokowi menjelaskan, "Karena ini menyangkut strategi besar negara, enggak bisa semua dibuka kayak toko kelontong, enggak bisa." Dia menambahkan bahwa data-data tersebut tidak boleh disalahgunakan dan perlu dilindungi.
Kontroversi dalam Debat Pilpres 2024
Debat ketiga Pilpres 2024 yang diselenggarakan oleh KPU menjadi sorotan karena kontroversi mengenai data pertahanan yang dibahas. Dalam debat capres tersebut, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, dicecar oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang menuntutnya untuk membuka data pertahanan Indonesia. Prabowo, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan, tidak dapat memaparkannya dalam debat karena alasan keamanan negara. Namun, Anies dan Ganjar bersikeras agar Prabowo membuka data tersebut untuk transparansi.
Menurut UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, data yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara tidak boleh dibuka kepada publik. Hal ini termasuk informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik, dan teknik yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara.
Baca Juga : Anies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu Terkait Dugaan Fitnah Luas Lahan Prabowo
Kritik terhadap Debat Ketiga Pilpres 2024
Selain kontroversi seputar data pertahanan, debat ketiga Pilpres 2024 juga mendapatkan kritik dari Presiden Jokowi. Menurutnya, debat tersebut tidak memberikan edukasi yang memadai kepada masyarakat karena banyak momen saling menyerang antarcapres.
Jokowi menyatakan bahwa saling serang dalam debat adalah hal yang wajar, selama yang diserang adalah kebijakan, policy, atau visi capres yang menjadi objeknya. Dia menekankan bahwa serangan seharusnya tidak bersifat personal atau pribadi terhadap calon presiden.
"Saling menyerang enggak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang. Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi," kata Jokowi.
Tuntutan Perbaikan Format Debat
Presiden Jokowi juga mengkritik format debat yang digunakan dalam Pilpres 2024. Dia menyatakan bahwa banyak masyarakat yang kecewa dengan debat ketiga yang diadakan oleh KPU. Menurutnya, format debat perlu diperbaiki agar lebih edukatif bagi masyarakat luas.
"Saya kira akan banyak yang kecewa, sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup," ujar Jokowi.
Dia berharap agar KPU dapat mengadakan debat-debat yang lebih informatif dan substansial untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai visi dan kebijakan calon presiden.
Prabowo vs Anies: Pertarungan Data Pertahanan
Dalam debat ketiga Pilpres 2024, terjadi pertarungan argumen antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan terkait data pertahanan. Anies meminta Prabowo untuk membuka data pertahanan yang menurutnya keliru. Prabowo, sebaliknya, menegaskan bahwa data yang dimiliki Anies tidak akurat.
"Sekali lagi data-data yang Bapak pegang adalah keliru dan juga Pak Ganjar juga tadi banyak kelirunya," kata Prabowo dalam Debat Pilpres 2024.
Anies menanggapi dengan meminta Prabowo untuk menunjukkan data yang salah dalam debat tersebut. Dia menekankan bahwa ini adalah masalah negara, bukan masalah pribadi, dan bahwa transparansi diperlukan.
"Jadi menurut hemat kami bila ada di antara kami yang faktanya keliru Bapak tunjukkan tapi kalau Bapak tidak menunjukkan berarti faktanya benar," ujar Anies.
Prabowo vs Ganjar: Kontroversi Capaian Kementerian Pertahanan
Debat sengit juga terjadi antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 terkait capaian dalam Kementerian Pertahanan. Ganjar mengatakan bahwa capaian minimum essential force (MEF) Indonesia kurang dari target yang seharusnya. Dia meminta Prabowo untuk membantah data yang dia paparkan.
"Pak Prabowo, saya senang sekali Bapak memantik saya, data saya tidak benar, silakan bantah data saya hari ini, Pak," kata Ganjar dalam debat.
Prabowo menjawab dengan menjelaskan bahwa ada rencana yang telah dia buat, tetapi ada hal yang tidak disetujui oleh Kementerian Keuangan karena kondisi COVID-19. Dia juga menjelaskan terkait pesawat bekas dan batas usia pesawat.
"Jadi Pak Ganjar, saya sudah buat rencana, tapi yang menentukan termasuk Menteri Keuangan dan masalah yang kita hadapi, tolong, saya memang telah menjadi Menteri Pertahanan 4 tahun, tetapi kita diganggu oleh COVID 2 tahun, di mana terjadi focusing. Jadi banyak yang kita ajukan tidak disetujui oleh Menteri Keuangan," kata Prabowo.
@baperanews.com Jokowi menyikapi debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar pada Minggu malam (7/1). Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang meminta Prabowo Subianto untuk membuka data pertahanan. Jokowi: Data Pertahanan tidak bisa semua dibuka seperti toko kelontong. #viral #debatcapres #jokowi #ganjar #prabowo #anies ♬ ■ News News-Drone-IT-AI(963995) - ImoKenpi-Dou
Baca Juga : Soal MNC Penyelenggara Debat Capres Ketiga, Timnas Amin: Kita Semua Tahu Owner-nya pendukung 03