Tak Ada AC di Kamar Atlet Olimpiade Paris 2024, Pemasangan Dilakukan Mandiri oleh Masing-masing Negara Peserta
Olimpiade Paris 2024 menuai kontroversi dengan kebijakan tidak menyediakan AC di kamar atlet.
BaperaNews - Olimpiade Paris 2024 menuai perhatian dengan kebijakan tidak menyediakan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) di kamar atlet. Alhasil, pemasangan AC dilakukan secara mandiri oleh masing-masing negara peserta, termasuk Indonesia.
Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie, menyatakan bahwa Indonesia telah memasang 15 unit AC di kamar atlet untuk menghadapi cuaca panas di Paris.
"Dengan terpasangnya AC, semoga bisa membantu atlet lebih nyaman. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tim dokter yang akan mengantisipasi cuaca panas di Paris," ujar Anindya dalam keterangan NOC Indonesia, pada Rabu (31/7).
Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Denmark, Inggris, Yunani, dan Italia juga mengambil langkah serupa. Ketua Komite Olimpiade Amerika Serikat, Sarah Hirshland, menjelaskan bahwa AC merupakan komponen krusial untuk menjaga performa atlet.
Alasan di balik kebijakan tidak menyediakan AC di kamar atlet Olimpiade Paris 2024 adalah upaya pemerintah Perancis dan panitia penyelenggara untuk menciptakan Olimpiade yang ramah lingkungan. Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, menekankan bahwa mereka ingin menjadikan Olimpiade Paris sebagai teladan dari segi lingkungan.
"Saya ingin Olimpiade Paris menjadi teladan dari segi lingkungan," ujar Hidalgo (24/6).
Anne menjelaskan bahwa konsep ramah lingkungan ini diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis, dengan tujuan menjadikan Paris sebagai kota netral karbon pada 2050.
Menurut perhitungan, dengan tidak menyediakan AC di kampung atlet, emisi karbon akan berkurang hingga 45 persen selama Olimpiade berlangsung. Sebagai gantinya, kompleks tempat tinggal atlet didinginkan oleh sistem pipa air yang mengalir di bawah lantai.
Laurent Michaud, Direktur Operasi Kampung Atlet Olimpiade dan Paralimpiade 2024, memastikan bahwa suhu di kamar atlet tidak akan melebihi 26 derajat Celsius pada malam hari.
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan di sejumlah kamar yang terletak di lantai tertinggi dan terpapar sinar matahari secara langsung dari dua sisi, meskipun suhu di luar ruangan mencapai 41 derajat Celsius, suhu di sebagian besar ruangan hanya mencapai 28 derajat Celsius.
Namun, panitia penyelenggara memberikan kelonggaran bagi komite negara perwakilan untuk memasang AC portabel di kamar atlet dengan syarat tertentu, yaitu apabila suhu di dalam kamar dianggap membahayakan kesehatan atlet.
Michaud menjelaskan bahwa beberapa atlet mungkin kesulitan mengatur suhu inti tubuh mereka dan tidak bisa bertahan di kamar dengan suhu 26 derajat Celsius pada malam hari.
Langkah-langkah yang diambil oleh beberapa negara untuk memasang AC secara mandiri menunjukkan pentingnya kenyamanan dan kesehatan atlet dalam menghadapi cuaca panas selama Olimpiade.
Selain itu, keputusan untuk mengizinkan pemasangan AC portabel oleh panitia penyelenggara juga merupakan upaya untuk memastikan kesehatan dan performa atlet tetap terjaga.
Keputusan ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh penyelenggara dalam mencapai keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan kebutuhan atlet.
Meskipun niat untuk mengurangi emisi karbon adalah langkah yang patut diapresiasi, kenyamanan dan kesehatan atlet tetap harus menjadi prioritas utama.
Dengan cuaca yang semakin panas di Paris, persiapan yang dilakukan oleh Indonesia dan negara-negara lainnya diharapkan dapat membantu atlet mereka untuk tetap tampil optimal selama kompetisi.
Kesadaran akan pentingnya kondisi lingkungan dan dampaknya terhadap performa atlet menjadi salah satu faktor kunci dalam pelaksanaan Olimpiade yang sukses dan berkelanjutan.
Baca Juga: Gak Pakai Alat Bantu, Penembak Asal Turki Usia 51 Tahun Raih Medali Perak di Olimpiade Paris 2024