Ranny Fahd A Rafiq Desak Pertamina Agar Sulfur BBM Dipangkas Hingga 50 ppm, Untuk Kesehatan Pernapasan Masyarakat Indonesia
Ranny Fahd A Rafiq mendesak Pertamina menurunkan sulfur BBM hingga 50 ppm untuk melindungi kesehatan pernapasan masyarakat Indonesia dan mendukung energi hijau.
BaperaNews - Polusi udara akibat bahan bakar minyak (BBM) yang mengandung sulfur tinggi menjadi salah satu penyebab utama peningkatan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit, terutama penderita asma dan penyakit paru-paru kronik. Hal ini disampaikan oleh Ranny Fahd A Rafiq di Jakarta pada Rabu, (22/1/2025).
Ranny menjelaskan bahwa uji emisi global saat ini telah memasuki BBM Euro 4 sejak tahun 2006, yang mana bahan bakar jenis ini mengandung sulfur maksimal 50 ppm. BBM Euro 4 sendiri dirancang untuk kendaraan dengan mesin Euro 4 yang sudah memenuhi standar emisi yang ketat.
Namun, Ranny menegaskan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan Pertalite yang memiliki kandungan sulfur sangat tinggi, yaitu 500 ppm.
Bahkan, BBM Indonesia tercatat memiliki kadar sulfur tertinggi di kawasan Asia Tenggara, sementara standar internasional untuk BBM Euro 4 hanya 50 ppm.
Ranny juga menyebutkan hasil penelitian yang dilakukan di RS Persahabatan pada 2019, yang menunjukkan bahwa peningkatan polusi udara berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah serangan asma di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Ranny Fahd A Rafiq mengatakan, "Angka kunjungan IGD terus meningkat. Kita harus segera mengurangi dampak penyakit akibat polusi udara, di mana masyarakat yang menderita harus ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS, sementara Pertamina masih menggunakan Pertalite dengan kandungan sulfur 500 ppm. Harus segera dikurangi agar memenuhi standar internasional."
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Soroti Kasus HIV/AIDS Makin Merebak Hingga Love Scamming, Pemerintah Perlu Ambil Tindakan
Menurutnya, kandungan sulfur yang tinggi pada Pertalite tidak hanya merusak mesin kendaraan dan mencemari lingkungan, tetapi juga memperburuk kualitas udara yang dihirup oleh masyarakat, yang berujung pada peningkatan masalah kesehatan pernapasan.
"Tolong Pertamina segera menurunkan kadar sulfur dalam Pertalite. Udara adalah unsur penting yang setiap hari dihirup oleh masyarakat Indonesia. Stop mencemari udara di Jakarta dengan sulfur 500 ppm," ujar Ranny dengan penuh keprihatinan.
Ranny juga mengungkapkan data terbaru mengenai dampak polusi udara terhadap kesehatan masyarakat. Pada tahun 2024, tercatat 59.092 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Yogyakarta hingga 20 Oktober.
Di Bekasi, yang merupakan kota industri dengan mayoritas penduduk buruh pabrik pengguna sepeda motor berbahan bakar Pertalite, ratusan ribu warganya juga terpapar ISPA sepanjang tahun 2024.
"Jadi, yang terkena ISPA adalah warga Bekasi," tegasnya.
Untuk itu, demi kesehatan masyarakat Indonesia, Ranny meminta agar Pertamina segera memangkas kandungan sulfur dalam Pertalite dan Pertamax 92.
"Presiden Prabowo Subianto konsisten mengkampanyekan energi hijau di tingkat global, sehingga langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga kesehatan dan lingkungan," tutup Ranny Fahd A Rafiq.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Soroti Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia