Ranny Fahd A Rafiq Soroti Kasus HIV/AIDS Makin Merebak Hingga Love Scamming, Pemerintah Perlu Ambil Tindakan
Ranny Fahd A Rafiq soroti kasus HIV/AIDS yang makin merebak dan maraknya love scamming di Indonesia. Pemerintah diimbau segera ambil tindakan untuk lindungi masyarakat.
BaperaNews - Perkembangan era digitalisasi telah membawa dampak signifikan pada perilaku sosial di kalangan generasi muda. Kemudahan berkenalan dengan lawan jenis melalui platform digital turut meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.
"Fenomena ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah untuk mengurangi dampak buruk bagi generasi muda," ujar Ranny Fahd A Rafiq di Jakarta, pada Selasa (21/1/2025).
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini menyoroti pentingnya pengawasan terhadap aplikasi kencan dan media sosial. Menurutnya, banyak individu yang menggunakan aplikasi tersebut untuk menjajakan diri, yang berpotensi meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan data terbaru, tercatat 35.415 kasus baru HIV dan 12.481 kasus baru AIDS pada periode Januari-September 2024.
Angka ini hampir melampaui jumlah kasus pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yang tercatat lebih dari 50 ribu kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2023.
Selain itu, Ranny juga menyoroti fenomena love scamming yang semakin marak di Indonesia. Banyak pelaku penipuan yang memanfaatkan aplikasi kencan untuk meraih keuntungan materi dari para korban, baik pria maupun wanita.
Fenomena ini seringkali menargetkan individu dengan latar belakang ekonomi yang stabil, seperti orang lanjut usia yang memiliki aset seperti dana pensiun atau properti.
Data dari Kepolisian Republik Indonesia menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kasus love scamming pada 2024 dan 2025.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Soroti Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia
Hingga pertengahan 2024, tercatat lebih dari 1.000 laporan kasus love scamming, dengan kerugian mencapai miliaran rupiah. Ini menunjukkan bahwa aplikasi kencan bukan hanya menjadi tempat untuk mencari pasangan, tetapi juga menjadi ladang baru bagi para penipu untuk mengeksploitasi para korban.
Pada 2020, di Amerika Serikat tercatat 52.593 laporan penipuan kencan online dengan kerugian mencapai $300 juta. Sementara itu, di Inggris, kerugian akibat love scamming pada tahun yang sama mencapai £68 juta.
"Ini merupakan angka yang sangat besar dan menjadi masalah serius di dua negara besar tersebut," ungkap Ranny, yang juga anggota DPR RI Dapil 6 Jabar.
Menurut Ranny, aplikasi kencan menjadi ladang baru bagi para pelaku penipuan untuk meraup keuntungan, sekaligus sengaja menyebarkan virus HIV/AIDS. Ia mendesak pihak berwenang untuk mengeluarkan data terkait kasus love scamming di Indonesia agar masyarakat semakin waspada.
"Kasus love scamming sudah menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia, dan saya berharap Polri segera mengungkapkan data terkait ini agar masyarakat tahu risiko yang mereka hadapi," tutup Ranny.
Pemerintah diminta segera mengambil langkah antisipasi terhadap kedua isu tersebut untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang kian mengancam di era digital ini.
Baca Juga : Ranny Fahd A Rafiq Dukung Penuh Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026